Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Perlu Dorong Transaksi Perdagangan Internasional dengan Mata Uang Alternatif

Kompas.com - 11/10/2018, 15:26 WIB
Putri Syifa Nurfadilah,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Melemahnya nilai tukar rupiah atas dollar AS harus ditahan dengan berbagai upaya. Salah satunya dengan dorongan pemerintah terhadap transaksi perdagangan internasional dengan menggunakan mata ulang alternatif.

Bukan tanpa alasan, hal ini diperlukan untuk mengurangi beban perekonomian nasional.

Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Assyifa Szami Ilman mengatakan, melemahnya nilai tukar rupiah secara terus menerus hingga menembus angka Rp 15.000 per dollar AS tidak dapat dipungkiri sudah menekan perekonomian Indonesia.

Salah satu dampaknya adalah memperberat transaksi perdagangan yang menggunakan mata uang dollar AS. Dengan semakin parahnya depresiasi rupiah ini, pemerintah sebaiknya mempertimbangkan penggunaan mata uang alternatif pengganti dollar AS untuk transaksi perdagangan internasional.

“Mata uang yuan China dapat menjadi alternatif. Hal ini mempertimbangkan beberapa hal. Pertama, Tiongkok merupakan mitra dagang terbesar Indonesia,” ungkap Ilman dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Kamis (11/10/2018).

Berdasarkan data Statistik Kementerian Perdagangan, nilai impor nonmigas dari China merupakan 27,4 persen dari total perdagangan selama semester I 2018. Pemerintah perlu mendorong perusahaan importir yang melakukan perdagangan dari China untuk melakukan pembayaran dalam yuan Renminbi.

Selain itu, depresiasi nilai rupiah terhadap yuan China lebih rendah jika dibandingkan dengan dolla AS. Sejak 1 Januari 2018, nilai rupiah terdepresiasi terhadap yuan China -5,47 persen. Jumlah ini lebih kecil dibandingkan nilai depresiasi rupiah terhadap dollar AS sebesar -12,14 persen.

“Mitra dagang utama Indonesia lainnya, seperti Jepang, Thailand dan Singapura memiliki porsi perdagangan yang cukup signifikan pula dengan Tiongkok. Sehingga tidak menutup kemungkinan negara-negara tersebut juga terbuka untuk mempertimbangkan transaksi menggunakan mata uang yuan China,” urai Ilman.

Bank Indonesia juga dapat terus mendorong kebijakan yang sudah bergulir sebelumnya, yaitu mendorong transaksi bilateral dengan Thailand dan Malaysia untuk menggunakan mata uang lokal, yaitu ringgit Malaysia dan baht Thailand.

Dengan mengintensifkan transaksi dengan mata uang tersebut, cadangan devisa tidak akan mengalami pergerusan sebesar transaksi perdagangan internasional dengan menggunakan dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com