Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengeruk Uang dari Pasir Pantai

Kompas.com - 04/09/2008, 08:59 WIB

Sepuluh tahun lalu, Yully Widianto masih mengenyam pendidikan sebagai mahasiswa Institute Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Namun, karena terkendala masalah biaya Yully terpaksa menghentikan kuliahnya sebelum sempat menyelesaikannya. Tidak patah semangat, dia lantas membuka usaha interior art, Dhowo Art. Kini, selain memperoleh omzet puluhan juta tiap bulannya, Yully mampu membuka lapangan kerja bagi teman dan saudaranya.

Produk unggulannya adalah lampu baik untuk dalam maupun luar ruangan. Bahan untuk membuat lampu beragam. Ada yang dari biji aren, batang mangga muda, bambu ampel dan sebagainya. Sedang untuk kap lampu menggunakan pasir pantai untuk memberi kesan timbul dan salur-salur pada kap lampu.

Cara membuat kap lampu terbilang mudah. Pasir pantai ditaburkan pada mika yang sudah diolesi lem. Kemudian, mika tersebut dilengkungkan dan dimasukkan ke dalam baskom berisi air dan cat warna-warni. Baskom digoyang-goyangkan untuk menghasilkan salur-salur warna pada kap lampu. Lampu karya Yully dijual dengan harga kisaran Rp 70.000-Rp 5 juta. Hasilnya, pesanan mengalir membuat Dhowo Art kewalahan.

Menurut Marketing Dhowo Art Muklisin, pesanan terbesar dari kalangan perhotelan dan lainnya datang dari perumahan. "Sekarang kami sedang mengerjakan pesanan lebih dari 100 set lampu untuk hotel Hyatt Yogyakarta," kata Muklisin. selain dari Yogyakarta, pesanan datang dari Jakarta, Bali, dan Mancanegara seperti Timur Tengah.

Untuk memenuhi permintaan pelanggan yang mebanjir, Yully membuka dua showroom di Yogyakarta. Satu di Nitikan, Umbul Harjo, Yogyakarta khusus untuk produksi, sedang lainnya di jl. Gejayan, Yogyakarta yang digunakan sebagai craft shop dan melayani pembelian. Kedua showroom ini dilengkapi gudang menyimpan stok barang dan memenuhi pembelian dalam jumlah banyak.

Yully mempekerjakan sembilan perajin tetap untuk dua showroom tersebut. Jika sedang banyak pesanan, Yully memanggil perajin musiman yang digaji hanya untuk mengerjakan pesanan tersebut. setelah pesanan selesai, perajin musiman tersebut tak lagi berkerja dan dipanggil kembali begitu ada pesanan datang.

Karena itu, tidak heran jika banyak orang yang membuka usaha serupa di Yogyakarta. Pasalnya, perajin yang pernah berkerja di Dhowo Art kemudian membuat usaha sendiri yang serupa. Namun, Muklisin mengatakan menjamurnya kompetitor yang bermain dalam usaha serupa justru membuat semakin dikenal masyarakat. "Untuk memenangkan persaingan kami selalu mempertahankan kualitas. Karena buatan kami berbeda dengan mereka dan kami satu-satunya yang memiliki ijin produksi," tutur Muklisin.

Selain itu, ujar Muklisin, rajin mengikuti pameran menjadi ajang promosi untuk memperkenalkan produk. Tidak hanya di Indonesia, Dhowo Art juga akan mengikuti pameran di Dubai dalam waktu dekat ini. "Mudah-mudahan disana kami bisa menggaet banyak peminat," katanya.    

=======================
Dhowo Art Craft Shop:
Jl. Gejayan Prayan Kulon
Dp III/90 A Yogyakarta
0818274630

Work Shop:
Nitikan UH VI/500
Yogyakarta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Whats New
Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Whats New
Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Earn Smart
Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com