Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perajin Desak Pemerintah Salurkan Tepat Waktu

Kompas.com - 20/10/2008, 01:15 WIB

Bandar Lampung, Kompas - Perajin tahu dan tempe di Lampung mendesak pemerintah menyalurkan subsidi kedelai tahap kedua senilai Rp 10,5 miliar tepat waktu agar mereka tidak dirugikan. Penyaluran subsidi tahap pertama yang terlambat satu bulan membuat perajin dipermainkan pedagang kedelai dan tak dapat berproduksi stabil.

Perajin di sentra produksi tahu dan tempe di Gunung Sulah, Bandar Lampung, Minggu (19/10), menyayangkan keterlambatan subsidi karena mereka membayar kedelai lebih mahal dari pedagang. Jika subsidi lancar, mereka bisa menghemat Rp 1.000.

Bejo, perajin tempe di Lingkungan II, Gunung Sulah, Sukarame, Bandar Lampung, mengatakan, dia baru mendapatkan dua kali subsidi kedelai pada akhir Agustus sampai pertengahan September. Dalam dua kali penyaluran itu, dia bisa membeli 4,2 ton kedelai bersubsidi.

Dengan kemampuan olah 90 kilogram kedelai per hari, stok yang diperoleh dengan cara subsidi sangat membantu karena harga jual kedelai di pasaran sekarang sekitar Rp 6.400 per kilogram. Melalui subsidi, perajin cukup mengeluarkan Rp 5.400 per kilogram.

Ketua I Koperasi Tahu-Tempe Indonesia Bandar Lampung, Alim S, mengatakan, untuk subsidi kedelai selama enam bulan, perajin tahu dan tempe di Bandar Lampung mendapat alokasi subsidi 3.100 ton kedelai. Penyaluran subsidi dari Agustus sampai dengan Oktober 2008 tercatat 1.620 ton.

Penyaluran tersebut merupakan bagian dari penyaluran subsidi tahap pertama dari dua tahap yang direncanakan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Lampung. Penerima subsidi tahap kedua bertambah dari 3.165 perajin menjadi 3.665 perajin. (hln)

 

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com