Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kadin Minta Investasi Minuman Beralkohol Dibuka

Kompas.com - 09/07/2009, 07:48 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengusulkan agar Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) membuka kembali investasi di minuman beralkohol yang sejak 1994 masuk dalam daftar negatif investasi (DNI). Menurut Maxi Gunawan, Ketua Komite Bilateral Inggris dan Eropa Barat Kadin Indonesia, saran ini muncul karena Indonesia merupakan importir minuman beralkohol terbesar keenam di Asia.

Dua tahun terakhir, menurut data Kadin, impor minuman beralkohol terus meningkat. Misalnya, impor bir atau minuman kategori A dengan kandungan alkohol 5 persen mencapai 110.000 karton di 2007. Angka impor ini naik menjadi 130.000 karton pada 2008.

Sementara impor wine atau minuman kategori B dengan kandungan alkohol 25 persen tercatat 80.000 karton di 2008. Jumlah ini naik 10.000 karton dari impor tahun sebelumnya sebesar 70.000 karton. "Kalau tidak mau bergantung pada impor, kita perlu membuka diri," kata Maxi seusai Rapat Kadin Indonesia bersama Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Selasa (7/7) di Jakarta.

Alasan kedua, sektor ini masih menarik di mata investor. Maxi bilang, perusahaan minuman beralkohol Diagio dari Irlandia siap membenamkan modal 50 juta dollar AS untuk membangun pabrik bir di Indonesia. "Ini dapat menciptakan lapangan kerja baru," katanya.

Lagipula, imbuh Maxi, produsen minuman beralkohol di dalam negeri saat ini hanya ada tiga, yakni PT Jangkar Delta Indonesia, PT Multi Bintang Indonesia Tbk, dan PT Bali Hai Brewery Indonesia.

Namun, usulan Kadin ini tak mendapatkan respons positif dari pemerintah. "Sampai sekarang masih tertutup, belum ada tanda-tanda akan dibuka," ujar Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Muhammad Lutfi.

Menurut Lutfi, meski pemerintah mengeluarkan bisnis ini dari DNI, investasi industri minuman berakohol tidak bakal besar. "Yang sudah jalan pun sampai sekarang tidak bisa ekspansi," ujarnya. (Epung Saepudin/Kontan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Saham BBRI 'Nyungsep' 5 Persen, Investor 'Buy' atau 'Hold'?

Harga Saham BBRI "Nyungsep" 5 Persen, Investor "Buy" atau "Hold"?

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Work Smart
Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com