Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Akan Akhiri Investor Jalan Tol Nakal

Kompas.com - 21/09/2009, 02:20 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah melalaui Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) akan mengakhiri kerjasama dengan investor jalan tol yang proyeknya mandeg.

"Kami sudah mengevaluasi investor yang tidak ada progress di lapangan itu dan akan mengakhiri kerjasama," kata Kepala BPJT, Nurdin Manurung saat dihubungi, Minggu (20/9) terkait hasil evaluasi terhadap sejumlah ruas tol.

Menurut Nurdin, kepada investor ini diberikan opsi untuk mencari mitra kerja dengan investor jalan tol lainnya atau pemerintah akan bersikap tegas mengakhiri kerjasama sama sekali.

Menurut dia, sesuai Perjanjian Kerjasama Pengusahaan Jalan Tol (PPJT), apabila investor tidak memenuhi kewajiban maka pemerintah berhak mengakhiri kerjasama.

Pemerintah menerapkan pola kerjasama pemerintah dan swasta (KPS) dalam pembangunan jalan tol, terutama dalam mewujudkan program 1.000 kilometer jalan tol termasuk tol Trans Jawa.

Menurut Nurdin, dalam rangka mewujudkan 1000 kilometer jalan tol pemerintah memberikan dukungan dalam bentuk dana talangan pembebasan tanah dan dana risiko apabila harga tanah naik di luar perkiraan.

Bahkan untuk 2010, pemerintah telah mempersiapkan dana sampai dengan Rp 2,5 triliun untuk mempercepat pembangunan jalan tol, terkait hal itu investor yang tidak ada itikad menyelesaikan pekerjaannya tidak akan diperpanjang.

Pemerintah meski tidak membeberkan nama investor yang akan mendapatkan sanksi pemutusan kerjasama akan tetapi disebut-sebut ada lima ruas yang akan mendapatkan sanki tegas tersebut.

Nurdin mengaku, persoalan terberat investor adalah masalah pembebasan tanah dan pemerintah memiliki dana talangan untuk hal tersebut, namun pencairan sangat tergantung kepada peran investor.

"Saat ini tengah diusulkan untuk ruas tol strategis akan dibiayai pembebasan tanahnya oleh pemerintah sepenuhnya. Karena pada prinsipnya risiko tanah ada di pemerintah," ujarnya.

Investor nantinya tinggal berperan dalam pembangunan konstruksinya saja. "Saya rasa ini yang diinginkan investor jalan tol," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com