Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arang Batok Kelapa Beromzet Miliaran

Kompas.com - 02/11/2009, 08:26 WIB

Ferry Santoso

KOMPAS.com - Batok atau tempurung kelapa kerap kali dibuang begitu saja di pasar-pasar tradisional. Padahal, batok kelapa bisa sebagai bahan baku mentah untuk diolah menjadi arang. Produk arang batok kelapa sebagai bahan baku setengah jadi itu pun dapat diolah lagi menjadi produk arang yang inovatif.

Produk batu arang tempurung kelapa (coconut shell briquette charcoal) dapat diproduksi sesuai kebutuhan pasar dan menjadi produk ekspor unggulan.  Pengolahan tempurung kelapa menjadi arang dilakukan dengan cara pembakaran. Setumpuk tempurung kelapa dimasukkan ke dalam drum. Kemudian, tempurung kelapa dibakar. Setelah itu, tempurung kelapa yang belum dibakar dimasukkan lagi setahap demi setahap ke dalam drum.

Hal itu terus-menerus dilakukan sampai drum penuh dengan tempurung kelapa. Setelah penuh, drum ditutup dan seluruh batok kelapa di dalam drum mengalami proses pembakaran.  Lambat laun, tempurung kelapa akan menjadi arang. Setelah dipisahkan dengan sampah- sampah hasil pembakaran itu, arang tempurung kelapa akan menjadi bahan baku produk arang inovatif yang akan diekspor ke pasar dunia.

Pembakaran tempurung kelapa itu dilakukan pekerja di PT General Carbon Industry (PT GCI) di Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Sayangnya, jumlah tempurung kelapa—sebagai bahan baku dasar—untuk dibakar menjadi arang itu masih sangat terbatas.

Akibatnya, PT GCI harus mendapat pasokan arang tempurung kelapa sebagai bahan baku dari pemasok yang berasal dari berbagai daerah, seperti Provinsi Riau dan Kepulauan Riau. PT GCI membutuhkan 300-400 ton arang tempurung per bulan sebagai bahan baku untuk produksi arang tempurung yang inovatif.  ” Empat kilogram tempurung atau batok kelapa hanya dapat menghasilkan 1 kilogram arang tempurung,” kata General Manajer PT GCI Tonny. Jika kebutuhan bahan baku arang tempurung 300-400 ton per bulan, berarti dibutuhkan 1.200 ton batok kelapa per bulan.

Dari arang tempurung, PT GCI mengolah atau memprosesnya lebih lanjut menjadi produk arang yang berorientasi ekspor. Arang tempurung dibentuk dan dicetak dengan mesin pencetak sesuai kebutuhan pasar.  Setelah dicetak, produk arang itu pun masih harus dipanaskan dalam mesin pemanas. Volume produksi arang tempurung PT GCI saat ini mencapai 300 ton per bulan.

Untuk produk tertentu, menurut Tonny, produk arang itu juga diberi bahan kimia. Fungsi bahan kimia itu hanya untuk dapat menyalakan api pada arang tersebut tanpa harus menggunakan bahan bakar, seperti minyak tanah.

Untuk mengontrol kualitas arang tempurung, PT GCI juga memiliki beberapa alat kontrol. Sebelum produk dikirim, arang tempurung yang diproduksi juga diuji coba untuk melihat kualitas, seperti lama pembakaran pada arang.

Saat ini, arang tempurung kelapa yang diproduksi PT GCI sudah menembus pasar dunia. Di Eropa, arang tempurung PT GCI menembus Perancis, Belgia, Belanda, Inggris, Austria, Italia, Jerman, Swedia, dan Denmark.

Di Asia, produk arang PT GCI menembus pasar Singapura, Jepang, dan Korea Selatan. Bahkan, PT GCI juga menggarap pasar Timur Tengah (Timteng), seperti Lebanon dan Suriah.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com