Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semua Pakai Nasi Pecel, Bukan Bensin

Kompas.com - 21/02/2010, 21:29 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Berbeda dengan tempat tidur impor Amerika Serikat yang harganya mencapai ratusan juta, tempat tidur kayu jati buatan Pak Basuki asal Malang yang di pamerkan di pameran furniture 2010 Jakarta Convention Center, Minggu (21/2/2010) harganya hanya Rp 26 juta lengkap dengan meja riasnya.

Harga-harga mebel yang dijual Pak Basuki memang tak semahal mebel impor. Namun, kualitas mebel buatannya tak kalah dengan mebel impor. "Wah bisa selamanya (dipakai), makin lama makin mahal, bisa jadi barang antik," kata Basuki.

Semua mebel yang diproduksi industri rumahan Basuki Lacasa dibuat dengan tangan Basuki dibantu tujuh orang pekerjanya. "Semua pakai nasi pecel, bukan bensin," ujar Basuki mengibaratkan.

Karena mengandalkan keahlian tangan tersebut, untuk menghasilkan sebuah mebel seperti tempat tidur, dibutuhkan waktu cukup lama dan menguras tenaga. "Paling lama tempat tidur, sekitar 1,5 bulan. Oh sama kaligrafi surat Yasin, empat bulan setengah satu biji," tutur Basuki.

Meskipun begitu, Basuki tahan menggeluti bisnis ukir mengukir sejak 30 tahun yang lalu. Untuk memperkenalkan barang seni pakai produksinya itu, Basuki mengaku sengaja mengikuti pameran furniture di JCC meskipun biaya menyewa stand di pameran diakuinya cukup mahal. "Nyewanya saja mahal.Belum tentu nutup modal, ini cuma perkenalan saja, nasibnya pengusaha kecil," ujarnya.

Terlihat barang-barang yang dipamerkan Basuki semua terbuat dari kayu seperti jati dan mahoni dengan ukiran tangan yang unik. Ada tempat tidur, bangku, cermin, kaligrafi, patung kuda, lukisan timbul, serta permainan anak-anak tradisional seperti dakon seharga Rp 1,2 juta.

"Saya senang membuat permainan jaman dulu. Cublak-cublak suweng divisualkan ke kayu. Enggrang, dakon, biar pemuda-pemuda tau, mainan dulu kayak gitu," ujar Pria usia 70 tahun berambut putih itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com