Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Modal Rp 275 Juta Bisa Jadi Pengusaha Sawit

Kompas.com - 29/06/2010, 11:31 WIB

SUKABUMI, KOMPAS.com - Tawaran investasi bertebaran dimana-mana. Mulai dari tawaran waralaba laundry dan beragam makanan, hingga tawaran berinvestasi di surat berharga seperti saham dan reksadana.

Ada pula tawaran berinvestasi di bisnis Sawit. Jika selama ini bisnis tersebut hanya didominasi pengusaha kakap, Bintangraya Group kini membuka peluang bagi investor ritel menjadi pengusaha Sawit.

"Minat besar seiring kenaikan harga minyak sawit mentah (CPO)," kata Budi Handoko, pemilik Bintangraya, kepada KONTAN, Sabtu lalu (26/6/2010). Melalui perusahaan perkebunannya, PT Kidang Gesit Perkasa (KGP), dia membuat skenia plasma intelek untuk mengembangkan kebun Sawit oleh para investor ritel.

Dengan lahan seluas 18.900 hektare (ha) di Sukabumi, KGP menjual 8.900 ha lahan Sawit ke investor ritel. Bermodalkan Rp 275 juta, investor memiliki kebun Sawit seluas 5.000 m2. Ada juga paket Rp 1 miliar untuk lahan 5,5 ha.

"Skema ini menguntungkan investor," kata Budi. Selain memiliki lahan berstatus hak milik, KGP akan membeli basil panen kebun tersebut minimal setelah tiga tahun sesuai harga pasar. Dalam hitungan Budi, modal pemilik kebun 5,5 ha bisa kembali lima tahun pascainvestasi.

Tahun depan, dia akan membangun dua pabrik pengolahan Sawit berkapasitas masing-masing 45-60 ton CPO per jam. Selanjutnya, CPO itu dijual ke Grup Sinar Mas.

Sayang, hingga berita ini ditulis KONTAN belum mendapat konfirmasi dari Juru Bicara Sinar Mas Yan Partawijaya.

Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Fadhil Hasan berpesan, investor harus jeli. "Semua hitungan harus jelas. Return tinggi, risiko juga tinggi," tukasnya.

F. Rahardi, Anggota Dewan Pakar Masyarakat Agribisnis, menimpali, investor harus menanyakan jaminan dan mengecek track record perusahaan, termasuk lokasi dan pengolahan CPO. "Kejar sampai detil," tandasnya. (Kontan/Hendra Gunawan (Sukabumi), Wahyu Tri Rahmawati)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap? Ini Arti, Keuntungan, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap? Ini Arti, Keuntungan, dan Risikonya

Work Smart
BI Kerek Suku Bunga Acuan ke 6,25 Persen, Menko Airlangga: Sudah Pas..

BI Kerek Suku Bunga Acuan ke 6,25 Persen, Menko Airlangga: Sudah Pas..

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Rupiah Masih Melemah

Suku Bunga Acuan BI Naik, Rupiah Masih Melemah

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 25 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 25 April 2024

Spend Smart
SMGR Gunakan 559.000 Ton Bahan Bakar Alternatif untuk Operasional, Apa Manfaatnya?

SMGR Gunakan 559.000 Ton Bahan Bakar Alternatif untuk Operasional, Apa Manfaatnya?

Whats New
Harga Emas Terbaru 25 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 25 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 25 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Kamis 25 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Harga Emas Dunia Melemah Seiring Meredanya Konflik Timur Tengah

Harga Emas Dunia Melemah Seiring Meredanya Konflik Timur Tengah

Whats New
IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Whats New
Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Whats New
Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Whats New
Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Whats New
Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com