Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tabung Gas Tak Standar Beredar di Kudus

Kompas.com - 29/06/2010, 14:58 WIB

KUDUS, KOMPAS.com - Tabung gas elpiji ukuran tiga kilogram yang tidak sesuai standar diduga beredar di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.

"Berdasarkan temuan di lapangan, terdapat beberapa tabung gas elpiji ukuran tiga kilogram yang tidak standar. Bahkan, tabung tersebut diduga palsu," kata Kepala Seksi Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perdagangan dan Pengelolaan Pasar Kudus, Sofyan Duhri, Selasa (29/6/2010).

Pasalnya, ukuran berat tabung kosong kurang dari 5 kg. Material bahan yang digunakan juga terlihat lebih tipis dibanding tabung gas elpiji yang sesuai standar. "Secara fisik bisa terlihat dari pegangannya, besi yang dipakai lebih tipis," ujarnya.

Peredaran tabung gas elpiji tersebut diduga kuat dilakukan secara "door to door". Untuk itu, masyarakat diminta lebih berhati-hati dan teliti dalam membeli gas elpiji.

"Perlakuan gas elpiji memang berbeda dengan minyak tanah, sehingga masyarakat dituntut memiliki disiplin tinggi agar tidak terjadi kebakaran akibat kelalaian," ujarnya.

Dalam waktu dekat, Dinas Perdagangan akan mensosialisasikan cara pengecekan tabung gas elpiji yang standar dan hal-hal yang perlu dilakukan masyarakat untuk meminimalisir kemungkinan terjadinya kebakaran.

Termasuk imbauan untuk menempatkan tabung gas elpiji di ruang tersendiri yang tersedia fentilasi dan pintu. "Ketika terjadi kebocoran gas, sebaiknya pintu dibuka dan jangan menghidupkan kompor atau menyulut api untuk menghindari kemungkinan terjadinya kebakaran," ujarnya.

Selain itu, pihaknya minta semua agen gas elpiji di Kudus untuk tidak memperlakukan tabung gas elpiji tersebut secara asal. "Pasalnya, petugas masing-masing agen sering ditemukan memperlakukan tabung gas elpiji secara asal dengan cara melempar saat mengangkut tabung gas kosong ke angkutan," ujarnya.

Jika perlakuan tersebut berulang kali dilakukan, besi tabung gas akan aus, sehingga rentan rusak dan bocor. "Semua agen diimbau untuk memberi pengertian kepada petugas di lapangan agar tidak asal melempar tabung gas tersebut, karena cepat rusak. Bahkan, banyak fisik tabung yang penyok dan bentuknya tidak beraturan lagi karena terlalu sering dilempar," ujarnya.

Sementara itu, Koordinator Himpunan Swasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) David Budi Agung mengatakan, temuan tabung gas elpiji tidak standar hanya beberapa unit saja.

"Di tempat kami, hanya menemukan dua tabung gas elpiji ukuran tiga kilogram yang memiliki berat kosong kurang dari 5 kg," ujarnya.

Pihaknya tidak bisa memastikan tabung tersebut tergolong palsu atau tidak standar. "Pihak yang berhak menentukan tabung gas tersebut palsu atau tidak adalah aparat kepolisian," ujarnya.

Untuk mengantisipasi kemungkinan beredarnya tabung gas elpiji yang memiliki berat kosong kurang dari 5 kg, pihaknya bersama dinas terkait akan melakukan operasi gabungan ke sejumlah pangkalan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

    Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

    Work Smart
    Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

    Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

    Whats New
    17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

    17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

    Whats New
    Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

    Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

    Rilis
    Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

    Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

    Earn Smart
    Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

    Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

    Whats New
    Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

    Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

    Whats New
    Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

    Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

    Whats New
    Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

    Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

    Whats New
    Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

    Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

    Whats New
    Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

    Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

    Spend Smart
    PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

    PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

    Whats New
    Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

    Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

    Whats New
    Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

    Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

    Whats New
    Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

    Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com