Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Penyebab Harga Cabai Melambung

Kompas.com - 16/07/2010, 10:54 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Dalam sebulan terakhir, masyarakat dipusingkan dengan kenaikan harga sejumlah kebutuhan pangan. Kenaikan tertinggi terutama terjadi pada sayur-mayur.

Cabai keriting yang biasanya hanya di kisaran Rp 18.000-Rp 20.000, kini dijual dengan harga Rp 35.000-Rp 40.000. Apa penyebabnya?

Kenaikan ekstrem juga terjadi pada sayur-mayur lainnya.

Dirjen Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan, Subagyo mengakui, cabai keriting mengalami kenaikan yang paling ekstrem. Dia mengatakan, penyebabnya adalah ketidakpastian iklim.

"Khusus sayur-mayur, produk-produk semacam ini terpengaruh oleh iklim, dan iklim tahun ini sangat dipengaruhi oleh La Nina. Kondisinya harusnya musim kering, tapi nyatanya keringnya kering basah," kata Subagyo dalam diskusi "Kenaikan Harga Sembako, Mengapa Harus Terjadi" di Gedung DPD, Jakarta, Jumat (16/7/2010).

Pada tahun ini, musim kering memang lebih pendek dari tahun-tahun sebelumnya. "Sayur-mayur pada saat panen seperti sekarang mudah busuk karena hujan masih cukup banyak," ujarnya.

Hal tersebut mengakibatkan pasokan di pusat produksi berkurang sehingga mengakibatkan harga naik. Menjelang puasa dan Hari Raya Idul Fitri, diyakini bahwa kebutuhan konsumsi akan mengalami kenaikan antara 20 dan 30 persen. Dengan peningkatan kebutuhan dan suplai yang berkurang, harga-harga diprediksi akan terus mengalami kenaikan.

Apa upaya yang dilakukan pemerintah? Subagyo mengatakan, pemerintah akan mengadakan pasar murah bagi masyarakat kelas ekonomi bawah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Harga Saham BBRI 'Nyungsep' 5 Persen, Investor 'Buy' atau 'Hold'?

    Harga Saham BBRI "Nyungsep" 5 Persen, Investor "Buy" atau "Hold"?

    Whats New
    Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

    Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

    Work Smart
    Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

    Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

    Whats New
    Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

    Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

    Whats New
    Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

    Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

    Whats New
    Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

    Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

    Whats New
    Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

    Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

    Whats New
    Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

    Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

    Whats New
    Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

    Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

    Whats New
    Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

    Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

    Whats New
    Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

    Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

    Whats New
    Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

    Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

    Whats New
    Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

    Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

    Whats New
    Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

    Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

    Whats New
    Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

    Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com