Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Per Kapita 4.500 Dollar AS

Kompas.com - 05/11/2010, 05:55 WIB

Jakarta, Kompas - Pendapatan per kapita penduduk Indonesia pada tahun 2014 diperkirakan akan mencapai 4.500 dollar AS atau Rp 40,5 juta per tahun. Pertumbuhan pendapatan per kapita tersebut dimungkinkan karena aktivitas ekonomi di Indonesia akan terjadi lebih merata di setiap daerah.

”Ada peningkatan pada pendapatan per kapita dari 1.184 dollar AS per tahun pada 2004 menjadi 3.000 dollar AS per tahun pada saat ini, menjadi 4.000-4.500 dollar AS per tahun pada tahun 2014. Itu tidak terlepas dari pertumbuhan PDRB (produk domestik regional bruto),” ujar Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa di Jakarta, Kamis (4/11), saat memberikan kata sambutan dalam acara Penganugerahan Penghargaan atas Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Bidang Penanaman Modal Provinsi/Kabupaten/Kota Terbaik 2010.

Menurut Hatta, pertumbuhan pendapatan per kapita itu dimungkinkan karena faktor-faktor pendorong ekonomi akan memberikan kontribusi yang merata, bukan hanya disebabkan oleh campur tangan pemerintah. Faktor pendorong ekonomi lainnya adalah perdagangan internasional neto, konsumsi masyarakat, dan investasi akan berkembang lebih cepat.

”Saya mendapatkan laporan dari Kepala BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal) bahwa target investasi tahun 2010 sekitar Rp 2.000 triliun akan terlampaui. Bulan lalu realisasi investasi 13,5 miliar dollar AS, terbesar sepanjang sejarah. Dengan demikian, pada akhir tahun nanti realisasi investasi diproyeksikan mencapai 140 miliar-150 miliar dollar AS,” katanya. (OIN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com