Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyeruput Laba Usaha Bandrek Instan

Kompas.com - 19/11/2010, 11:47 WIB

KOMPAS.com Zaman sekarang, semua serbapraktis dan instan, termasuk sewaktu menyeruput bandrek. Itu sebabnya, minuman tradisional khas Sunda yang mulai merambah pasar ekspor tersebut kini banyak dijual dalam pelbagai kemasan.

Sekarang, minuman tradisional Sunda berbahan baku jahe dan gula aren ini tidak cuma menjadi monopoli warung-warung makan di pinggir jalan. Bandrek juga merangsek ke pasar ritel dalam bentuk kemasan. Jadi, tinggal sedu dengan air panas, bandrek siap diseruput panas-panas.

CV Cihanjuang Inti Teknik, produsen bandrek instan dengan merek Hanjuang, mulai memproduksi bandrek instan sejak 2000 lalu. Pasarnya sudah jauh menjangkau ke luar Jawa Barat, mulai Medan, Pekanbaru, Jakarta, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya.

Bahkan, bandrek Hanjuang juga mulai merambah pasar ekspor. "Agen kami sempat mengirimkan produk kami ke Australia dan sejumlah negara di Timur Tengah, ya meskipun masih dalam jumlah yang kecil," kata Muhammad Sanusi, Humas Cihanjuang Inti Teknik.

Perusahaan yang dulunya bergerak di bidang teknik ini bisa memproduksi 40.000 kemasan bandrek instan per hari dengan bermacam varian rasa. Saat ini, Cihanjuang Inti Teknik mempekerjakan 68 karyawan. Itu belum termasuk tenaga outsourcing, misalnya ibu-ibu di sekitar pabrik yang tergabung dalam Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK).

Proses produksi melibatkan penduduk sekitar pabrik, terutama untuk tenaga pengemasan. Adapun untuk keperluan produksi bandrek instan, Cihanjuang Inti Teknik sudah punya mesin pengolah sendiri.

Kini, Cihanjuang Inti Teknik memproduksi 11 bandrek instan beraneka rasa dan permen bandrek dengan empat rasa. Contohnya, Bandrek Hanjuang, Bajigur Hanjuang, Bandrek Spesial dengan ekstra ginseng dan pinang, Beas Cikur, Coklat Bandrek, Teh Bandrek, Kopi Bandrek, serta Kopi Bajigur. "Omzet per bulan kami Rp 30 juta hingga Rp 40 juta," ujar Sanusi.

Cihanjuang Inti Teknik memerhatikan betul soal proses pengemasan bandrek instan mereka. Selain dalam bentuk rencengan yang bisa dijual di warung-warung, perusahaan yang berbasis di Cimahi, Jawa Barat, ini juga memproduksi bandrek instan dalam kemasan kantong kertas yang lebih klasik dan berkelas. "Banyak yang mencari produk ini untuk oleh-oleh," imbuh Sanusi.

Menurut Sanusi, keunggulan bandrek instan Cihanjuang Inti Teknik ada pada rasa yang khas. Soalnya, mereka memakai pelbagai bahan rempah pelengkap, seperti serai, merica, cabe, lada, cengkeh, dan kayu manis.

Nah, untuk pasokan bahan baku utama jahe, Cihanjuang Inti Teknik mendatangkannya khusus dari luar Jawa. "Selama ini, untuk bahan baku jahe, kami bekerja sama dengan petani di daerah Lampung," kata Sanusi.

Setiap tahun, Cihanjuang Inti Teknik memasok sekitar 100 ton jahe dari Lampung. Sementara itu, untuk gula aren, mereka mendapat suplai dari para petani binaan di wilayah Sukabumi Selatan. (Wahyu Tri Rahmawati/Kontan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com