Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPR: Pembatasan BBM Bikin Kisruh di SPBU

Kompas.com - 06/12/2010, 17:13 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Dewan Perwakian Rakyat melihat opsi pembatasan konsumsi BBM bersubsidi untuk mobil pelat hitam pada awal tahun depan berpotensi menimbulkan keributan di stasiun pengisian bahan bakar untuk umum atau SPBU.

"Apalagi dari 600 SPBU di Jabodetabek, baru 400 yang siap. Hal ini diperkuat penyataan Hiswana Migas yang menyatakan bahwa hanya 30 persen kesiapan dari 4.500 SPBU di seluruh Indonesia," ujar anggota Komisi VII DPR, Bobby Adhityo Rizaldi, Senin (6/12/2010) di Jakarta.

Meski akan menghemat Rp 28 triliun dari penjualan, kata dia, biaya persiapan pun dinilainya tidak kalah besarnya. "Berapa biaya yang harus dikeluarkan Pertamina untuk menyiapkan infrastrukturnya dalam waktu dekat ini," paparnya.

Lebih lanjut, Bobby menyatakan, dengan adanya opsi pembatasan BBM bersubsidi pada semua kendaraan berpelat hitam saja, tanpa memilah-milah mana yang layak dan tidak, sama saja pemerintah tidak kompeten dalam mendistribusikan BBM bersubsidi.

Ia bahkan menegaskan bahwa tidak semua pemilik kendaraan berpelat hitam mampu membeli BBM nonsubsidi. "Sementara taksi mewah di Jakarta yang berpelat kuning justru tetap dapat BBM bersubsidi," ungkapnya.

Bila kebijakan tersebut dilakukan dengan alasan bahwa terjadinya kekurangan BBM bersubsidi di beberapa tempat pada November lalu, lanjut Bobby, hal ini merupakan pertimbangan yang prematur.

Dalam APBN 2011, DPR sudah menyetujui pengajuan anggaran subsidi BBM sebesar Rp 97,26 triliun, dan di dalamnya juga termasuk premium plus bio premium sebesar 23,19 kiloliter atau sebesar Rp 41,189 triliun.

"Tahun 2011 saja belum dimulai, dari mana bisa diketahui akan ada kekurangan secara masif dan signifikan? Apalagi, krisis di bulan November itu belum diketahui secara pasti, apa habis stok atau masalah distribusi saja?" pungkasnya. (Kontan/Andri Malau)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

    Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

    Whats New
    Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

    Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

    Whats New
    Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

    Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

    Whats New
    Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

    Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

    Whats New
    Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

    Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

    Whats New
    IHSG Diprediksi Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

    IHSG Diprediksi Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

    Whats New
    Imbal Hasil Obligasi Meningkat, Wall Street Ditutup Bervariasi

    Imbal Hasil Obligasi Meningkat, Wall Street Ditutup Bervariasi

    Whats New
    Simak 5 Tips Raih 'Cuan' dari Bisnis Tambahan

    Simak 5 Tips Raih "Cuan" dari Bisnis Tambahan

    Whats New
    Unilever Ungkap Dampak Boikot Produk pada Keberlangsungan Bisnis

    Unilever Ungkap Dampak Boikot Produk pada Keberlangsungan Bisnis

    Whats New
    Daftar 7 Mata Uang Eropa dengan Nilai Tukar Terkuat

    Daftar 7 Mata Uang Eropa dengan Nilai Tukar Terkuat

    Whats New
    Tingkatkan Layanan, Shopee Luncurkan Program Garansi Tepat Waktu

    Tingkatkan Layanan, Shopee Luncurkan Program Garansi Tepat Waktu

    Whats New
    Kurs Mata Uang Vietnam ke Rupiah Sekarang

    Kurs Mata Uang Vietnam ke Rupiah Sekarang

    Whats New
    [POPULER MONEY] Kata DHL soal Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta | Tesla Bakal PHK 2.688 Karyawan

    [POPULER MONEY] Kata DHL soal Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta | Tesla Bakal PHK 2.688 Karyawan

    Whats New
    Cara Transfer BNI ke ShopeePay lewat ATM dan Mobile Banking

    Cara Transfer BNI ke ShopeePay lewat ATM dan Mobile Banking

    Spend Smart
    Cara Beli Tiket PLN Mobile Proliga 2024 lewat HP

    Cara Beli Tiket PLN Mobile Proliga 2024 lewat HP

    Spend Smart
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com