Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengusaha Minta Moratorium Dibatalkan

Kompas.com - 12/01/2011, 04:06 WIB

Jakarta, Kompas - Pengusaha kehutanan dan perkebunan kelapa sawit meminta pemerintah membatalkan rencana moratorium di hutan primer dan lahan gambut. Mereka khawatir kebijakan itu hanya akan menyenangkan pihak asing, tetapi berdampak buruk pada pembangunan domestik.

Demikian disampaikan Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) Salahuddin Sampetoding dan Sekretaris Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Joko Supriyono secara terpisah di Jakarta, Selasa (11/1).

Kalangan pengusaha kehutanan dan perkebunan sawit menilai, pemerintah terlalu menuruti kemauan asing daripada mendengarkan masukan pemangku kepentingan domestik.

Pemerintah menyiapkan implementasi moratorium pemanfaatan hutan primer dan lahan gambut selama dua tahun, sesuai perjanjian dengan Norwegia, mulai Januari 2011.

Saat ini, 398 anggota APHI mengelola 35 juta hektar hutan produksi, dan anggota Gapki memakai 7,9 juta hektar lahan.

Joko meminta pemerintah melihat kembali lebih komprehensif dampak implementasi moratorium. Dia khawatir, persiapan yang tidak matang bisa merugikan pembangunan ekonomi nasional. ”Moratorium kalau ragu-ragu jangan diteruskan. Kami minta dikaji ulang,” ujarnya.

Pengusaha perkebunan ataupun kehutanan khawatir, pemerintah bakal melarang mereka bekerja di konsesi yang ada. Ketua Bidang Hukum APHI Riza Suarga meminta, pemerintah transparan menjelaskan mekanisme moratorium agar tak berdampak negatif.

”Bagaimana konsep land swap yang dimaksudkan dalam moratorium. Kami minta pemerintah menghormati izin (konsesi) yang sudah ada,” ujar Riza.

Menanggapi hal ini, Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan menjelaskan, kebijakan ini berlaku untuk izin baru saja. Menhut mempersilakan pemegang izin lama tetap berusaha. ”Pada prinsipnya, tidak boleh menebang pohon di hutan primer dan lahan gambut. Ada juga berkembang di hutan sekunder tidak boleh. Untuk izin yang sudah ada, tidak masalah. Silakan bekerja,” ujarnya.

Pemerintah bersama lembaga swadaya masyarakat dan pemangku kepentingan menyiapkan regulasi untuk mengimplementasikan moratorium. (ham)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

Whats New
Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Whats New
Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Whats New
Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Whats New
Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Earn Smart
Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com