Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisnis Solutif Kala Semua Serba Naik

Kompas.com - 20/01/2011, 09:39 WIB

KOMPAS.com - Inilah sifat entrepreunership sejati. Bila banyak orang menganggap kenaikan BBM dan tarif dasar listrik sebagai musibah, bagi Donaldy Christian Langgar, justru menjadi peluang yang menjanjikan. Beberapa temuannya alat penghemat listrik, BBM, dan telepon, akan menjadi penolong banyak orang.

Banyak cara menghemat listrik sudah dilakukan. Mulai dari mengkonsumsi listrik seperlunya, mematikan peralatan saat ticlak digunakan, sampai memilih lampu hemat energi. Meski begitu setiap mendengar kenaikan tarif listrik, kita selalu merasa terbebani. Peluang ini dimanfaatkan Donaldy (41), warga Bekasi, untuk memberi solusi bagi masyarakat dengan menjual beberapa produk inovatif penghemat energi.

"Produk yang kami buat telah terdaftar di departemen perdagangan. Dalam kondisi normal, umumnya pada instalasi listrik rumah terkandung nilai induksi sebesar 35 persen. Besaran induksi inilah yang menyebabkan pemakaian listrik menjadi tidak efisien. "Seharusnya input yang diterima sebesar 200 volt, dengan adanya induksi pasokkan arus menjadi kurang. Sehingga pelanggan dirugikan. Nah, secara umum alat ini dibuat untuk meningkatkan efisiensi pemakaian dan menghemat listrik hingga 5 - 35 persen," tutur Donaldy yang merintis usahanya sejak 2002.

Penelitian BPPT menunjukkan, alat penghemat listrik ini memiliki nilai kapasitas 30 mikro farad dan daya aktif 900 - 4.400 watt. Oleh karena itu bisa dipasang parallel dengan instalasi listrik PLN rumahan.

Sebagai kelengkapan usaha, Donaldy juga memproduksi alat penghemat energi lain dengan prinsip kerja yang ticlak jauh berbeda, yakni alat penghemat BBM dan penghemat pulsa telepon.

Pemasaran plus Penyuluhan

Awalnya ia memproduksi alat-alat ini seorang diri. Pemasarannya pun masih tradisional. "Saat itu saya pasarkan door to door. Karena belum banyak yang mengenal produk saya, sambil menjual sekaligus menerangkan manfaat, dan cara kerja alat ini," tutor Donaldy.

Setiap ada pembelian, Donaldy selalu memasangkan alat ini langsung di rumah pelanggan. Alat ini dipasang secara parallel  pada jaringan listrik. Tepatnya setelah kotak MCB (Mini Circuit Breaker) atau sekering.

Pengiriman dalam kota bisa diantar tanpa biaya. Berkat keuletan usahanya, beberapa orang tidak hanya tertarik membeli produknya. Namun juga ingin bergabung alat tersebut.

Selain dijual per item, Donaldy menawarkan paket sampel. Isinya terdiri dari alat penghemat BBM, listrik dan telepon. Satu paket bisa dibeli Rp 700.000.

Meski enggan membeberkan modal usahanya, perusahaan yang kini bernama PT. Usaha Sukses Abadi International, telah memiliki 7 agen yang memasarkan produk tersebut.

Pola berjasamanya, agen membeli putus minimal 20 paket. Melalui sistem penjualan seperti ini,  agen akan terseleksi secara alami. "Bila agen tersebut melakukan repeat order, itu berarti yang bersangkutan bisa memasarkan. Atau tinggal di daerah yang bisa menerima produk kami," paparnya.

Kini melalui cara pemasaran keagenan, Donaldy mampu menjual 40 boks/bulan. Atau sekitar 400 unit. Bila dihitung, omzet yang berhasil diperoleh Rp 280 juta/bulan. Untuk memenuhi permintaan konsumen saat ini Donaldy dibantu 4 orang karyawan. ((Teguh)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com