Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Momen Imlek Menjadi Penggerak Ekonomi

Kompas.com - 02/02/2011, 18:35 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Sehari menjelang Tahun Baru Imlek 2562, yang berlangsung pada Kamis (3/2/2011), aktivitas perekonomian terlihat masih ramai di daerah Perak Sembilan, Glodok, Jakarta Pusat, Rabu. Hampir rata-rata pebisnis ekonomi daerah tersebut adalah warga keturunan etnis Tionghoa.

Berbicara tentang roda perekonomian dengan tahun baru Imlek memang dapat dikorelasikan. Diperkirakan pendapatan warga yang berjualan kebutuhan dan perlengkapan Imlek pun naik drastis. Hal tersebut dikemukakan oleh pengamat bisnis Rhenald Kasali yang ditemui seusai diskusi buku terbarunya, "Cracking Zone" di Jakarta.

Ia mengungkapkan, ada pergerakan roda perekonomian yang meningkat seiring menjelang perayaan tahun baru Imlek. "Sekarang itu kan boleh dibilang perayaan tahun baru Imlek sudah diterima di Indonesia. Saya lihat itu sebagai penggerak roda perekonomian baru bagi Indonesia," kata Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia itu.

Rhenald Kasali menambahkan, adanya momen-momen perayaan di Indonesia selain membuat kita kaya akan kebudayaan dan sejarah hal tersebut juga dapat menggerakan roda perekonomian rakyat.

"Setiap tahunnya pasti ada perayaan, misalnya tahun baru akhir tahun. Dari situ bergerak perekonomian, daya beli masyarakat menjadi tinggi. Begitupun dengan tahun baru Imlek, yang dirayakan tiap awal tahun," ujarnya.

Hal tersebut sangat dirasakan oleh para pedagang musiman yang berjualan perlengkapan tahun baru Imlek di Pasar Pancoran, Petak Sembilan, Glodok. Lukman (61) salah satu pedagang di Petak Sembilan mengaku senang dengan adanya tradisi perayaan imlek. Selain pembeli jadi ramai, pendapatannya pun diakuinya meningkat tajam.

"Biasanya kalau hari biasa, palingan sehari saya cuma dapat Rp 1-2 juta. Tetapi kalau lagi ada perayaan bisa dua kali lipatnya, bisa dapat Rp 4-5 juta. Dan di hari libur bisa lebih," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Efisiensi Anggaran Makan Siang Gratis

    Efisiensi Anggaran Makan Siang Gratis

    Whats New
    Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp 16 Triliun, Dirut: Hampir Semua Sudah Dibayarkan

    Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp 16 Triliun, Dirut: Hampir Semua Sudah Dibayarkan

    Whats New
    Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

    Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

    Whats New
    IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

    IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

    Whats New
    Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

    Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

    Whats New
    Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

    Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

    Whats New
    Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

    Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

    Whats New
    Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

    Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

    Whats New
    Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

    Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

    Whats New
    Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

    Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

    Whats New
    Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

    Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

    Whats New
    Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

    Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

    Whats New
    Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

    Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

    Whats New
    BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

    BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

    Whats New
    [POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

    [POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com