Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekspor CPO Alami Penurunan Terbesar

Kompas.com - 02/05/2011, 14:56 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Pusat Statistik Rusman Heriawan menyebutkan, nilai ekspor Indonesia mengalami kenaikan sebesar 13,03 persen pada Maret dari Februari 2011. Namun, diantara kenaikan tersebut, CPO yang berada dalam golongan lemak dan minyak nabati/hewan alami penurunan terbesar sepanjang Februari-Maret 2011 .

Golongan barang lemak dan minyak hewan/nabati, di mana CPO termasuk di dalamnya, memang alami penurunan yang terbesar di ekspor non-migas dengan angka minus 559 ,7 juta dolar AS dari Februari 2011 ke Maret 2011 . Di mana perannya terhadap total non-migas menjadi yang kedua setelah bahan bakar mineral, sebesar 10,51 persen, dengan nilai mencapai 780 juta dolar AS pada Maret tahun ini.

"Saya sudah selidiki mengapa CPO (Crude Palm Oil), pertama memang ada penurunan drastis dari volume yang kita ekspor," ungkap Rusman, di Jakarta, Senin ( 2/5/2011 ).

Selain turunnya volume, ia menyebutkan harga juga mengalami penurunan. Untungnya, harga masih di atas 1.000 dollar AS per ton. "Penurunan lebih disebabkan oleh volume," jelasnya.

Namun, bisa jadi, lanjut dia, penurunan ekspor CPO ini karena mengutamakan pemenuhan kebutuhan dalam negeri. Buktinya, bahwa minyak goreng yang ikut menyumbang deflasi hingga Maret ini.

Secara keseluruhan, ekspor nasional menunjukkan peningkatan sebesar 16,29 miliar dolar AS, atau naik 13,03 persen dibandingkan Februari 2011 . Sementara jika dibandingkan Maret tahun lalu, kenaikan terjadi sebesar 27,53 persen.

"Angka ekspor ini (Maret 2011 ) tidak menjadi yang tertinggi. Nilai ekspor Desember 2010 masih mencatat rekor tertinggi dengan angka 16,8 miliar dollar AS," sebutnya, menanggapi impor yang alami rekor dengan 14,48 miliar dollar AS.

Tetapi, ia menyebutkan, ada yang menarik dengan angka ekspor, yaitu ekspor tiga bulan pertama 2011 sudah mencapai 45,31 miliar dollar AS. "Biasanya tahun-tahun sebelumnya, angka sekitar 45 miliar ini dicapai setelah 6 bulan," ungkapnya. 

Berdasarkan jenis, ekspor non-migas alami kenaikan yang lebih kecil ketimbang migas, dengan angka 12,88 persen pada Maret dibandingkan Februari 2011 . Namun, nilai ekspor non-migas masih jauh lebih besar dengan 13,3 miliar dollar AS ketimbang ekspor migas dengan 2,97 miliar dollar AS per Maret 2011 .

Untuk ekspor non migas, peningkatan terbesar dari Februari 2011 ke Maret 2011 , dialami komoditas karet dan barang dari karet dengan angka 201 ,4 juta dollar AS. Sedangkan pada sektor migas, kenaikan terbesar dialami oleh komoditas gas dengan kenaikan 25,45 persen, menjadi 1,4 miliar dollar AS per Maret 2011 .

Terkait pangsa pasar ekspor, khususnya non-migas, RRT (1,3 miliar dollar AS) masih menjadi yang ketiga setelah Jepang (1,53 miliar dollar AS), dan Amerika Serikat (1,41 miliar dollar AS). "Ekspor ke Jepang mengalami penurunan sebesar 113 , juta dollar AS, walapun Jepang masih menjadi yang pertama," sebutnya,  seraya menyebutkan kecenderungan penurunan diperkirakan masih akan terjadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Spend Smart
Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Whats New
Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Whats New
IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Harga Emas Terbaru 3 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 3 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Pertamina Geothermal Kantongi Laba Bersih Rp 759,84 Miliar per Kuartal I-2024

Pertamina Geothermal Kantongi Laba Bersih Rp 759,84 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
Ekspansi Pabrik Terealisasi, Emiten Alat Kesehatan OMED Catat Laba Bersih Rp 63,5 Miliar per Kuartal I-2024

Ekspansi Pabrik Terealisasi, Emiten Alat Kesehatan OMED Catat Laba Bersih Rp 63,5 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 3 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 3 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Whats New
PermataBank Cetak Laba Bersih Rp 807,3 Miliar per Maret 2024

PermataBank Cetak Laba Bersih Rp 807,3 Miliar per Maret 2024

Whats New
Harga Saham BNI Turun hingga 8 Persen, Apa Sebabnya?

Harga Saham BNI Turun hingga 8 Persen, Apa Sebabnya?

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com