JAKARTA, KOMPAS.com — Wacana kenaikan harga bahan bakar minyak jenis premium harus dijadikan pilihan terakhir. Pokok permasalahan Indonesia terletak pada merosotnya produktivitas minyak mentah.
Mantan Menteri Keuangan Rizal Ramli menegaskan hal itu dalam diskusi yang diselenggarakan Center for Economic and Democracy Studies, Kamis (12/5/2011) di Jakarta.
Rizal mengatakan, selama pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, produksi minyak mentah terus menurun dari 1,2 juta barrel per hari menjadi kurang dari 900.000 barrel per hari. Kebijakan pemerintah sama sekali tidak kondusif. "Saya melihat keanehan. Produksi minyak anjlok, tetapi cost recovery atau biaya yang dibebankan perusahaan minyak kepada Pemerintah Indonesia justru tinggi," kata Rizal.
Menurut dia, sejak lama diduga ada permainan impor minyak bumi. Mafia minyak dan gas diduga bisa memperoleh 2 dollar AS per barrel. Padahal, Indonesia masih mengimpor sekitar 300.000 barrel minyak mentah dan 500.000 barrel bahan bakar minyak. (OSA)
Lebih Lengkap Baca di KOMPAS
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.