Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rotan RI Kuasa Dunia, Terpuruk di Dalam Negeri

Kompas.com - 18/05/2011, 08:34 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Meski masih menguasai pasar global, industri mebel rotan di Tanah Air makin terpuruk. Keberadaan mebel rotan dari Vietnam dan China cukup mengganggu pasar utama ekspor dari Indonesia. Akibatnya, ekspor mebel rotan dari Indonesia tahun ini diperkirakan bisa mengalami penurunan sekitar 20 persen dari tahun 2010 yang mencapai 135 juta dollar AS.

Ketua Umum Asosiasi Mebel dan Kerajinan Rotan Indonesia (AMKRI), Hatta Sinatra mengatakan industri mebel rotan di Indonesia tidak mengalami pertumbuhan lagi di tahun ini. Tapi justru industri mebel rotan di negara lain yaitu China dan Vietnam terus tumbuh. "Mebel rotan dari Vietnam dan China sudah cukup mengganggu pasar utama kita di Amerika Serikat dan Eropa," kata Hatta, Selasa (17/5/2011).

Hal itu cukup ironis mengingat Vietnam dan China mendapatkan bahan baku rotan mentah dari Indonesia. Di sisi lain, industri rotan dalam negeri justru kerap kesulitan untuk mendapatkan rotan dengan ukuran dan kualitas tertentu.

Hatta mengatakan Amerika Serikat dan Eropa selama ini menjadi pasar utama ekspor mebel rotan dari Indonesia. Dengan masuknya mebel rotan dari Vietnam dan China, pasar ekspor Indonesia pun menciut. "Yang paling parah ekspor ke Eropa, penurunannya sangat besar," kata Hatta.

Selain itu, Hatta mengatakan mebel rotan sebenarnya bisa memanfaatkan pasar China yang sangat besar. China menurutnya negara yang paling menghargai mebel rotan di mana hampir semua hotel memiliki mebel rotan. Sayangnya, mereka lebih suka membeli mebel rotan dari negaranya sendiri yang sumber bahan bakunya berasal dari Indonesia. Di sisi lain, dampak perdagangan bebas Asean-China (ACFTA) juga membuat produk mebel dari China membanjiri pasar Indonesia. Produk mebel dari China berbahan baku kayu, plastik atau injeksi. Jadi bukan hanya harus bersaing di pasar ekspor, di pasar dalam negeri juga harus bersaing dengan China.

Hatta mengatakan selain terkendala kebijakan pemerintah yang mengizinkan ekspor bahan baku rotan mentah, penurunan ekspor juga disebabkan karena tren pasar yang mulai berubah. Saat ini, menurutnya mebel yang tengah digemari berupa mebel seperti sofa yang dibungkus kain atau kulit yang memberi kesan modern. Sedangkan mebel rotan dianggap sudah model lama. Industri mebel rotan di Indonesia juga terimbas penguatan mata uang Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat hingga penerimaan mereka dalam rupiah kecil. Jadi ketika dikonversikan ke Rupiah untuk membiayai produksi menjadi sangat mahal.

Dampak dari kinerja industri mebel rotan yang terus mengalami penurunan ini sangat nyata. Menurut Hatta, perusahaan mebel rotan yang masih bertahan di seluruh Indonesia hanya sekitar 17 persen. Sisanya sebanyak 40 persen dalam kondisi sekarat dan 43 persen lainnya sudah gulung tikar. Hatta mengatakan industri mebel rotan di Indonesia bisa terpangkas habis jika pemerintah tidak memperbaiki kebijakannya terkait ekspor rotan mentah.

Robiyanto Koestomo, Ketua Bidang Pertanian, Kehutanan dan Pertambangan GPEI mengatakan keputusan menghentikan ekspor bahan baku rotan seperti buah simalakama bagi pemerintah. Hal itu terjadi karena produsen rotan mengatakan over produksi dan tidak bisa diserap oleh pasar domestik. Di sisi lain, para pengusaha rotan mengeluhkan kesulitan bahan baku rotan. "Harus ada win-win solution agar semua pihak tidak ada yang dirugikan kepentingannya," kata Robiyanto.

Selain itu, Robiyanto mengatakan keberadaan rotan sintetis juga menjadi pesaing baru bagi industri mebel rotan. Maklum, mebel rotan sintetis lebih tahan lama ketimbang rotan asli. Persaingan itu semakin menciutkan pasar ekspor mebel rotan dari Indonesia. (Sofyan Nur Hidayat/Kontan)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bandara Sam Ratulangi Ditutup Sementara akibat Erupsi Gunung Ruang, 33 Penerbangan Terdampak

Bandara Sam Ratulangi Ditutup Sementara akibat Erupsi Gunung Ruang, 33 Penerbangan Terdampak

Whats New
Akankah Relaksasi HET Beras Premium Tetap Diperpanjang?

Akankah Relaksasi HET Beras Premium Tetap Diperpanjang?

Whats New
Proyek Perluasan Stasiun Tanah Abang Mulai Dibangun Mei 2024

Proyek Perluasan Stasiun Tanah Abang Mulai Dibangun Mei 2024

Whats New
Freeport Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda di Papua, Indef Sarankan Ini

Freeport Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda di Papua, Indef Sarankan Ini

Whats New
Obligasi atau Emas, Pilih Mana?

Obligasi atau Emas, Pilih Mana?

Work Smart
Tiru India dan Thailand, Pemerintah Bakal Beri Insentif ke Apple jika Bangun Pabrik di RI

Tiru India dan Thailand, Pemerintah Bakal Beri Insentif ke Apple jika Bangun Pabrik di RI

Whats New
KB Bank Sukses Pertahankan Peringkat Nasional dari Fitch Ratings di Level AAA dengan Outlook Stabil

KB Bank Sukses Pertahankan Peringkat Nasional dari Fitch Ratings di Level AAA dengan Outlook Stabil

BrandzView
Harga Acuan Penjualan Gula Naik Jadi Rp 17.500 Per Kilogram

Harga Acuan Penjualan Gula Naik Jadi Rp 17.500 Per Kilogram

Whats New
Pertama di Asia, Hong Kong Setujui ETF Bitcoin

Pertama di Asia, Hong Kong Setujui ETF Bitcoin

Whats New
Sebanyak 109.105 Kendaraan Melintasi Tol Solo-Yogyakarta Saat Mudik Lebaran 2024

Sebanyak 109.105 Kendaraan Melintasi Tol Solo-Yogyakarta Saat Mudik Lebaran 2024

Whats New
HUT Ke-63, Bank DKI Sebut Bakal Terus Dukung Pembangunan Jakarta

HUT Ke-63, Bank DKI Sebut Bakal Terus Dukung Pembangunan Jakarta

Whats New
Daftar 17 Entitas Investasi Ilegal Baru yang Diblokir Satgas Pasti

Daftar 17 Entitas Investasi Ilegal Baru yang Diblokir Satgas Pasti

Whats New
BI Banten Distribusikan Uang Layak Edar Rp 3,88 Triliun Selama Ramadhan 2024, Pecahan Rp 2.000 Paling Diminati

BI Banten Distribusikan Uang Layak Edar Rp 3,88 Triliun Selama Ramadhan 2024, Pecahan Rp 2.000 Paling Diminati

Whats New
Satgas Pasti Blokir 537 Pinjol Ilegal dan 48 Penawaran Pinpri

Satgas Pasti Blokir 537 Pinjol Ilegal dan 48 Penawaran Pinpri

Whats New
Luhut: Apple Tertarik Investasi Kembangkan AI di IKN, Bali, dan Solo

Luhut: Apple Tertarik Investasi Kembangkan AI di IKN, Bali, dan Solo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com