Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kiat Memilih Reksa Dana yang Baik

Kompas.com - 30/05/2011, 07:30 WIB

KOMPAS.com - Bagaikan sebuah kendaraan, jika penggunaannya benar maka Reksa Dana (RD) akan membawa anda menjadi lebih kaya dikemudian hari. Berikut adalah tips yang dapat anda pertimbangkan agar tidak salah dalam memilih reksa dana.

  1. Return atau kinerja pertumbuhannya secara historis, harus disadari bahwa kinerja masa lampau (historis) bukan merupakan jaminan bagi pencapaian dimasa mendatang (dapat lebih tinggi atau lebih rendah) namun return secara historis merupakan hasil kerja berjalan sehingga dapat dijadikan tolak ukur (benchmark) untuk mengukur kinerja reksadana mendatang. Return yang dimaksud adalah harus optimal, sesuai dengan tingkat resiko yang dihadapinya, contoh RD saham (RDS) lebih beresiko dibanding dgn RD campuran (RDC) dan RDC lebih beresiko jika dibandingkan dengan RD pendapatan tetap (RDPT) namun RDPT lebih beresiko dari RD pasar uang (RDPU).
  2. Sharpe Ratio (SR), mengukur konsistensi dari kinerja return dalam jangka yg relatif panjang. Untuk menghitung ini wajib menghitung Standar Deviasi (SD) terlebih dahulu. Jadi excess return dari RD tersebut terhadap instrumen yang relatif bebas resiko (Sertifikat Bank Indonesia) dibagi dengan SD. Maksudnya adalah setiap RD pasti memiliki kinerja yang ber gejolak atau bervariasi, kadang memberikan keuntungan namun kadang juga menghasilkan kerugian, nah penyimpangan tersebut dapat dibuat standar atau disebut dengan standar deviasi (SD). Catatan (metode Risk and Return): SD semakin rendah berarti RD relatif aman, sebaliknya SR semakin tinggi berarti kinerja relatif lebih baik.
  3. Portfolio, adalah kumpulan alokasi aset dari RD tersebut, evaluasilah apakah memiliki likuiditas yang relatif tinggi, untuk portfolio obligasi dilihat ratingnya, untuk saham sebaiknya dilihat apakah termasuk dalam LQ45 atau masuk dalam katagori Kompas 100. Mengapa demikian karena saham-saham yang ada dalam kelompok tersebut merupakan saham yang memiliki likuiditas yang tinggi, serta nilai kapitalisasi pasar yang besar, juga merupakan saham-saham yang memiliki fundamental dan kinerja yang baik.
  4. Jumlah Dana Kelolaan atau Asset Under Management (AUM) merupakan cerminan kepercayaan masyarakat terhadap RD tersebut (sesuai dengan lamanya RD dan kecanggihan tenaga pemasar RD tersebut tentunya). Kalau dari sudut pandang saya faktor pertumbuhan dana juga harus diperhatikan, sebaiknya kita minta data pertumbuhan AUM terlebih dahulu selain kita lihat perkembangan returnnya dalam kurun waktu tertentu. Perlu dicatat bahwa semakin besar AUM maka petumbuhan return berpotensi melambat.
  5. Komposisi investasi yg dimaksud adalah harus sesuai dengan yang tertulis didalam Prospektus RD tsb. Beberapa RD (tidak banyak) kadang melanggar batas komposisinya walau hanya sedikit. Ada hal menarik yang harus diperhatikan yakni ketentuan Bapepam minimal 2 persen dari AUM harus berbentuk kas.
  6. Biaya, perhatikan biaya masuk (subscription fee), biaya managemet, biaya switching serta biaya keluar (redemption fee). Biaya disini bukan sekedar pernik tetapi sangat mempengaruhi kecepatan pertumbuhan dana anda dalam kurun waktu yang panjang.

Lalu yang juga tidak kalah penting adalah pemilihan jenis reksa dana tersebut haruslah sesuai dengan jangka waktu investasi yang kita inginkan, sebagai contoh:

  1. Jangka waktu sangat pendek yakni kurang dari 1 tahun gunakan reksa dana pasar uang (RDPU);
  2. Jangka waktu pendek yakni antara 1 hingga 2 tahun gunakan reksa dana pendapatan tetap (RDPT) dan dapat sedikit dikombinasikan dengan reksa dana campuran (RDC);
  3. Jangka waktu menengah yakni antara 2 hingga 5 tahun gunakan reksa dana campuran (RDC) dengan kombinasi pada reksa dana saham (RDS);
  4. Jangka waktu panjang yakni diatas 5 tahun gunakan reksa dana saham (RDS);

Jika kiat tersebut dilakukan dengan konsisten maka perkembangan dana anda berpotensi besar untuk tumbuh secara positif. Selamat melakukan investasi pada reksa dana dengan benar.  (Taufik Gumulya, CFP®/ Financial Planner, CEO TGRM Financial Planning Service)

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com