Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Industri Penerbangan Hadapi Ancaman Tahun Terburuk

Kompas.com - 07/06/2011, 08:27 WIB

SINGAPURA, KOMPAS.com — Organisasi Penerbangan Sipil Internasional atau IATA memperkirakan laba industri penerbangan dunia anjlok hingga 78 persen dibandingkan tahun lalu. Tahun 2011 diyakini akan kembali menjadi tahun tersulit seiring meroketnya harga minyak dunia, pajak-pajak penerbangan, dan banyaknya bencana alam

Hal itu terungkap dalam Pertemuan Tahunan (Annual General Meeting) IATA yang dilangsungkan di Singapura, Senin (6/6/2011) hingga Selasa (7/6/2011). Acara ini diikuti sekitar 200 chief executive officer (CEO) atau pimpinan maskapai dan pelaku industri penerbangan dunia. Anggota IATA melayani 93 persen dari total jadwal penerbangan internasional saat ini.

Direktur Jendral IATA Giovanni Bisignani dalam pidatonya mengungkapkan, laba bersih dari industri penerbangan tahun ini diperkirakan hanya senilai 4 miliar dollar AS. Angka ini jauh lebih rendah dari perkiraan IATA sebelumnya, yaitu 8,6 miliar dollar AS, yang dirilis Maret 2011.

Jika dibandingkan dengan hasil keuntungan total pada 2010, yaitu 18 miliar dollar AS, perkiraan keuntungan bersih pada 2011 ini anjlok hingga 78 persen. Bahkan, selisih keuntungan (margin) sangat tipis, yaitu 0,7 persen dari estimasi pendapatan sebesar 598 miliar dollar AS pada 2011. Tahun 2010 margin keuntungan jauh lebih baik, yaitu 3,2 persen.  

Pada 2010 industri penerbangan menjalani tahun terbaik selama satu dekade terakhir. Namun, pada 2011 banyak terjadi kejutan. Mulai dari bencana (gempa dan tsunami) di Jepang, krisis politik di Timur Tengah, hingga kenaikan harga minyak hingga di atas 120 dollar AS per barrel. "Maskapai penerbangan menghabiskan waktunya kini dalam mode bertahan hidup," ujar Giovanni.

Harga rata-rata minyak mentah pada 2011 hingga 110 dollar AS per barrel ini jauh melampaui perkiraan IATA sebelumnya, yaitu 96 dollar AS. Padahal, setiap dollar kenaikan harga minyak mengakibatkan tambahan biaya operasional sebesar 1,6 miliar dollar AS pada seluruh airline.

Komponen harga bahan bakar kini diperkirakan mencapai 30 persen dari total biaya operasional penerbangan. Atau, naik dua kali lipat dari kondisi pada 2001, yaitu ketika bahan bakar hanya menyumbang 13 persen dari total komponen biaya operasi.

Dalam jumpa pers, ia menambahkan, bencana tsunami Jepang juga berdampak besar pada estimasi penurunan laba. Selama ini Jepang menyumbang hampir 60 miliar dollar AS pendapatan maskapai penerbangan di seluruh dunia setiap tahunnya. Kondisi ini juga diperburuk masih terjadinya bencana letusan gunung berapi di sejumlah negara.

Penerbangan murah

Dengan kondisi ini, industri penerbangan dituntut untuk kembali melakukan efisiensi dan inovasi. IATA memperkirakan akan semakin banyak maskapai penerbangan yang menerapkan pola penerbangan berbiaya murah (low cost). Manuver ini kini ikut diterapkan salah satunya oleh Singapura Airlines (SIA).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia

Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia

Whats New
Pasar Modal adalah Apa? Ini Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

Pasar Modal adalah Apa? Ini Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

Work Smart
Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Earn Smart
Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Whats New
Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Earn Smart
Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Earn Smart
Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Whats New
Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Work Smart
Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Whats New
IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

Whats New
Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Whats New
Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Work Smart
Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Whats New
Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

Whats New
PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com