Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produk Impor Merajai karena Daya Saing Lemah

Kompas.com - 18/06/2011, 03:27 WIB

Jakarta, Kompas - Lemahnya daya saing industri nasional membuat produk makanan dan minuman dari Malaysia membanjiri pasar Indonesia. Pemerintah harus segera mengambil langkah konkret sebelum pasar habis tergerus, seiring dengan pemberlakuan liberalisasi perdagangan di ASEAN.

Selama Januari-Mei 2011, nilai impor makanan dan minuman dari Malaysia mencapai 20,67 juta dollar Amerika Serikat, naik 76 persen dari periode sama tahun lalu sebesar 11,73 juta dollar AS. Jumlah itu sekitar 23,08 persen dari seluruh impor makanan dan minuman yang mencapai 89,56 juta dollar AS.

Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia Frangky Sibarani di Jakarta, Jumat (17/6), mengatakan, membanjirnya produk dari Malaysia karena harga mereka lebih murah. ”Malaysia bisa berikan harga murah karena industri mereka mendapatkan fasilitas lumayan dari pemerintah,” katanya.

Menurut dia, harga gas dan gula di Malaysia 25 persen lebih murah dibandingkan Indonesia. Di aspek perbankan, Malaysia juga memberlakukan bunga kredit murah. Akibatnya, beban biaya produksi lebih ringan. Tidak hanya itu, biaya logistik di negeri jiran juga lebih murah karena infrastruktur yang lebih baik.

Jika Indonesia tidak berbenah, Malaysia akan semakin agresif menyerang pasar konsumsi Indonesia. Mereka sangat leluasa masuk karena sebagian besar produk makanan dan minuman bea masuknya sudah nol persen. ”Kini belum semua nol persen, bayangkan kalau sudah semuanya nol persen,” ujarnya.

Menanggapi masalah tersebut, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Deddy Saleh mengatakan, pemerintah tidak bisa melarang barang-barang dari Malaysia masuk ke Indonesia. Pasalnya, perdagangan dilakukan secara legal sesuai prosedur.

Pemerintah hanya bisa mengendalikan serbuan makanan dan minuman impor dengan cara menerapkan persyaratan standar kualitas, kesehatan, dan keamanan. Aturan lainnya adalah pelabelan produk dengan menggunakan bahasa Indonesia serta aturan registrasi.

Dia mengatakan, pasar makanan dan minuman di Malaysia sangat kecil. Dibandingkan Malaysia, pasar Indonesia 10 kali lipatnya. Tak mengherankan jika mereka gencar mengekspor ke beberapa negara tetangga.(ENY)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Whats New
Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Whats New
Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Whats New
Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Whats New
OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

Whats New
Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Whats New
Produk Petrokimia Gresik Sponsori Tim Bola Voli Proliga 2024

Produk Petrokimia Gresik Sponsori Tim Bola Voli Proliga 2024

Whats New
OJK Sebut Perbankan Mampu Antisipasi Risiko Pelemahan Rupiah

OJK Sebut Perbankan Mampu Antisipasi Risiko Pelemahan Rupiah

Whats New
Bertemu Tony Blair, Menko Airlangga Bahas Inklusivitas Keuangan hingga Stabilitas Geopolitik

Bertemu Tony Blair, Menko Airlangga Bahas Inklusivitas Keuangan hingga Stabilitas Geopolitik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com