Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Siap Menjadi Negara Maju

Kompas.com - 29/07/2011, 06:35 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pusat pertumbuhan ekonomi global terus berkembang dan bergeser ke kawasan Asia. Indonesia siap menjadi negara maju dengan memanfaatkan sumber daya alam dan sumber daya manusia untuk menguasai tujuh kunci pengendali masa depan.

Demikian benang merah dalam konferensi internasional tentang masa depan bertajuk ”Bagaimana Dunia Berubah 30 Tahun Mendatang” yang diselenggarakan Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Kedutaan Besar RI di Washington DC di Jakarta, Kamis (28/7). Seminar tersebut menghadirkan pakar masa depan atau futurolog dari Amerika Serikat, yakni James Canton, George Friedman, Robert Kaplan, Roger Beachy, dan Thomas Fingar.

Selain itu, pembicara dalam konferensi tersebut adalah Vice Chairman of Citi, Global Head, Public Sector and Sovereign Wealth Fund Zubaid Ahmad, Direktur Forum Asia Tenggara Stanford University Prof Donald K Emmerson, dan putra Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Kapten (Inf) Agus Harimukti Yudhoyono.

Canton, yang merupakan penulis buku laris The Extreme Future: The Top Trends That Will Reshape the World for the Next 20 Years, mengungkapkan, ada tujuh faktor pengubah masa depan, yakni energi, pekerjaan, pangan, kesehatan, air bersih, lingkungan, dan keamanan. Negara Barat saat ini memiliki pekerjaan dengan menguasai teknologi informasi dan negara-negara Asia menguasai energi dan pangan yang dibutuhkan dunia.

Ia memaparkan, dunia akan memasuki masa ekstrem di mana perubahan begitu cepat sehingga penguasaan teknologi informasi dan kreativitas sangat menentukan. Kecepatan perubahan yang ekstrem membuat cakupan orang berbagi informasi melebar dan menjadi lebih kompleks.

Hambatan konektivitas juga harus diatasi karena orang ingin membangun jaringan tanpa batasan wilayah dan waktu untuk meraih berbagai peluang baru yang lebih ekstrem. Hanya negara yang mampu mengatasi berbagai persoalan internal secepatnya dan bekerja ekstrakeras membenahi pekerjaan rumah selama ini yang sukses pada masa depan.

George Friedman mengatakan, dalam tata dunia yang baru, posisi Indonesia dinilai sangat menguntungkan sebab Indonesia masuk sebagai salah satu pemain global, yang bisa meningkatkan pertumbuhan ekonominya. Dengan tetap menjaga stabilitas politik dan ekonomi seperti saat ini, tidak mustahil Indonesia bisa mengejar posisi China dan Korea Selatan.

”Indonesia sebagai salah satu pemain global bisa mengambil keuntungan dari kondisi yang ada, yaitu dengan memosisikan diri dalam tatanan dunia yang baru. Asalkan, kata kuncinya adalah tetap menjaga kestabilan politik dan ekonomi seperti saat ini sehingga Indonesia bisa memacu pertumbuhan ekonominya untuk menyamai negara-negara seperti China dan Korea Selatan,” ujarnya.

Lebih Lengkap Baca di KOMPAS

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bappeda DKI Jakarta Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Bappeda DKI Jakarta Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Transfer Pengetahuan dari Merger TikTok Shop dan Tokopedia Bisa Percepat Digitalisasi UMKM

Transfer Pengetahuan dari Merger TikTok Shop dan Tokopedia Bisa Percepat Digitalisasi UMKM

Whats New
Harga Bahan Pokok Senin 6 Mei 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Senin 6 Mei 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
IHSG Diperkirakan Melaju, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diperkirakan Melaju, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Kesenjangan Konsumsi Pangan dan Program Makan Siang Gratis

Kesenjangan Konsumsi Pangan dan Program Makan Siang Gratis

Whats New
Lowongan Kerja Anak Usaha Pertamina untuk S1 Semua Jurusan, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Lowongan Kerja Anak Usaha Pertamina untuk S1 Semua Jurusan, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Erick Thohir: 82 Proyek Strategis BUMN Rampung, tapi Satu Proyek Sulit Diselesaikan

Erick Thohir: 82 Proyek Strategis BUMN Rampung, tapi Satu Proyek Sulit Diselesaikan

Whats New
Ketika Pajak Warisan Jadi Polemik di India

Ketika Pajak Warisan Jadi Polemik di India

Whats New
BTN Konsisten Dongkrak Inklusi Keuangan lewat Menabung

BTN Konsisten Dongkrak Inklusi Keuangan lewat Menabung

Whats New
[POPULER MONEY] HET Beras Bulog Naik | Kereta Tanpa Rel dan Taksi Terbang Bakal Diuji Coba di IKN

[POPULER MONEY] HET Beras Bulog Naik | Kereta Tanpa Rel dan Taksi Terbang Bakal Diuji Coba di IKN

Whats New
Bakal Diumumkan Hari Ini, Ekonomi Indonesia Diramal Masih Tumbuh di Atas 5 Persen

Bakal Diumumkan Hari Ini, Ekonomi Indonesia Diramal Masih Tumbuh di Atas 5 Persen

Whats New
Panduan Bayar Tagihan IndiHome di Indomaret dan Alfamart

Panduan Bayar Tagihan IndiHome di Indomaret dan Alfamart

Spend Smart
Simak Cara Melihat Nomor ShopeePay yang Terdaftar

Simak Cara Melihat Nomor ShopeePay yang Terdaftar

Whats New
Cara Mudah Bayar Tagihan Listrik PLN melalui Aplikasi BRImo

Cara Mudah Bayar Tagihan Listrik PLN melalui Aplikasi BRImo

Spend Smart
Laba Ditahan: Pengertian, Fungsi, Tujuan, dan Cara Menghitungnya

Laba Ditahan: Pengertian, Fungsi, Tujuan, dan Cara Menghitungnya

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com