Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai "Bubble" Ekonomi Indonesia

Kompas.com - 03/08/2011, 20:17 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat ekonomi, yang juga pendiri CReco Research Institute, M Chatib Basri, mengingatkan Pemerintah Indonesia akan terjadinya imbas gelembung pertumbuhan ekonomi yang semu (bubble economy) dengan mengalirnya dana masuk ke Indonesia sebagai dampak kenaikan pagu utang Pemerintah AS sebesar 1,2 triliun dollar AS.

Sebab, dana yang mengalir deras ke pasar uang, pasar modal, dan perbankan Indonesia harus bisa diserap untuk menggerakkan sektor riil dan investasi jangka panjang. Jangan hanya bertengger di pasar uang, pasar modal, atau bank belaka.

"Kalau hanya numpang di situ saja, itulah yang menyebabkan peningkatan bubble economy," tandas Chatib saat dihubungi Kompas menjelang konferensi di Singapura, Selasa (2/8/2011) lalu.

 

Menurut dia, Indonesia memang bisa mendapatkan dana murah untuk pendanaan jangka panjangnya. Namun, apakah bisa diserap secara optimal?

"Syaratnya, pemerintah juga harus segera membangun infrastruktur jalan, jembatan, dan pelabuhan agar investor mau mengeluarkan dananya untuk investasi jangka panjang ataupun foreign direct invesment (FDI). Tanpa mewujudkan itu, yang terjadi cuma bubble. Itulah risiko yang harus diwaspadai," kata Chatib.

Gelembung atau pertumbuhan ekonomi yang semu akibat masuknya dana asing justru akan meningkat jika dana tersebut tak bisa untuk menggerakkan sektor riil. "Karena itu, pemerintah harus segera merealisasi regulasi yang belum ada, seperti RUU Pertanahan, pembebasan lahan, dan koordinasi yang semakin baik serta perbaikan iklim investasi," kata Chatib mengingatkan. 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

    Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

    Whats New
    Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

    Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

    Earn Smart
    7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

    7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

    Whats New
    'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

    "Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

    Whats New
    IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

    IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

    Whats New
    Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

    Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

    Whats New
    Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

    Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

    Whats New
    Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

    Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

    Whats New
    Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

    Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

    Whats New
    Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

    Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

    Whats New
    Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

    Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

    Whats New
    Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

    Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

    BrandzView
    Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

    Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

    Whats New
    Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

    Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

    Whats New
    Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

    Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com