Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Sambut Baik

Kompas.com - 05/10/2011, 04:56 WIB

Jakarta, Kompas - Perbankan siap menyambut pelaksanaan kebijakan devisa hasil ekspor dan devisa utang luar negeri oleh Bank Indonesia. Bank juga siap melakukan langkah terbaik agar tidak memperoleh sanksi denda akibat ketidakakuratan atau keterlambatan laporan.

Direktur Utama PT Bank Mutiara Tbk Maryono memastikan kesiapannya. Apalagi, Bank Mutiara sudah lama menjadi bank devisa. ”Mutiara sudah siap. Apalagi, ini potensi bisnis yang bagus untuk Bank Mutiara,” kata Maryono kepada Kompas di Jakarta, Selasa (4/10).

Senada dengan Bank Mutiara, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk juga menyatakan kesiapannya. Sekretaris Perusahaan BRI Muhamad Ali menekankan, tidak ada toleransi kesalahan di BRI.

”Artinya, tidak boleh ada kesalahan seperti selama ini,” ujar Ali.

Bank yang tidak menyampaikan laporan devisa hasil ekspor ke Bank Indonesia dikenai sanksi denda Rp 50 juta. Sementara itu, untuk keterlambatan laporan dikenai denda Rp 1 juta per hari. Untuk setiap laporan bank yang tidak benar akan dikenai denda Rp 25.000 per baris kesalahan.

Peraturan Bank Indonesia tentang Penerimaan Devisa Hasil Ekspor dan Devisa Utang Luar Negeri sudah diterbitkan pada 30 September. Meski demikian, aturan itu baru diberlakukan pada 2 Januari 2012. Sanksi bagi eksportir dan bank baru akan diberlakukan pada Juli 2012.

Devisa hasil ekspor yang selama ini bebas melalui bank mana pun kini harus melalui bank di dalam negeri. Bank di dalam negeri itu baik bank yang dimiliki asing maupun yang dimiliki domestik selama beroperasi di dalam negeri.

Ekonom Bank Danamon, Anton Gunawan, menyampaikan, ada celah dalam pelaporan penerimaan devisa hasil ekspor dan devisa utang luar negeri yang masih harus diwaspadai BI. Celah itu berkaitan dengan sistem informasi yang tidak bagus.

”Selama ini kita tahu ada under reporting dan over reporting. Misalnya, kalau berkaitan dengan pajak, akan ada under reporting. Kalau berkaitan dengan restitusi, akan ada over reporting dari eksportir,” kata Anton.

Celah kerja sama antara eksportir dan pihak Bea Cukai juga harus diwaspadai. Apalagi, jika ada pertemanan secara personal yang memberikan kemudahan bagi eksportir.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com