Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Minta Koordinasi dengan OJK Optimal

Kompas.com - 11/10/2011, 03:08 WIB

Jakarta, Kompas - Koordinasi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan harus berjalan optimal. Dengan demikian, saat terjadi gejolak di pasar keuangan, BI tetap bisa melakukan pengendalian yang efektif dan cepat.

Deputi Gubernur BI Halim Alamsyah mengemukakan hal itu saat dicegat wartawan seusai rapat konsultasi Panitia Kerja Otoritas Jasa Keuangan (Panja OJK) di Hotel Ambhara, Jakarta, Senin (10/10). Halim mendampingi Gubernur BI Darmin Nasution memenuhi undangan Panja OJK.

Topik mengenai koordinasi BI dan OJK itu dibahas dalam rapat konsultasi kemarin.

”Kalau ada OJK, koordinasi dalam konteks pengawasan,” kata Halim.

Bagi BI, koordinasi yang ideal itu bisa mengakomodasi kepentingan BI dalam pengendalian moneter. Pendapat itu disampaikan kepada DPR beberapa waktu lalu.

Anggota Panja OJK, Arif Budimanta, mengemukakan, muncul usulan mengenai Forum Koordinasi Pengawasan Sektor Keuangan. Dalam forum itu, ada dewan komisioner pengawasan lembaga keuangan.

Usulan ini merupakan terobosan yang harus dirujuk kembali ke undang-undang (UU) tentang Bank Indonesia. ”Pasal 34 UU BI mengamanatkan pengawasan bank di luar BI,” katanya.

Usulan ini akan dibahas dalam Rancangan UU OJK. Pasalnya, harus dilihat apakah usulan ini signifikan pengaruhnya terhadap tugas BI dalam pengendalian moneter dan nilai tukar.

Pembahasan RUU OJK, yang seharusnya tuntas pada masa sidang lalu, terpaksa diperpanjang. Penyebabnya, sejumlah hal belum mencapai titik kesepakatan, di antaranya mengenai komisioner OJK.

Namun anggota Panja, Nusron Wahid, menyatakan, sudah ada kemajuan yang memecah kebuntuan pembahasan komisioner OJK. ”Akan tetapi, kami belum bisa bicara soal itu,” ujarnya.

Sementara perihal pengawasan bank, Nusron berpendapat, direktorat pengawasan perbankan di BI tidak perlu dibubarkan, tetapi ditransformasikan jadi pengawasan makro-prudential.

(idr)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Whats New
Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Whats New
Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Whats New
Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Whats New
Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
IHSG Diprediksi Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diprediksi Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Imbal Hasil Obligasi Meningkat, Wall Street Ditutup Bervariasi

Imbal Hasil Obligasi Meningkat, Wall Street Ditutup Bervariasi

Whats New
Simak 5 Tips Raih 'Cuan' dari Bisnis Tambahan

Simak 5 Tips Raih "Cuan" dari Bisnis Tambahan

Whats New
Unilever Ungkap Dampak Boikot Produk pada Keberlangsungan Bisnis

Unilever Ungkap Dampak Boikot Produk pada Keberlangsungan Bisnis

Whats New
Daftar 7 Mata Uang Eropa dengan Nilai Tukar Terkuat

Daftar 7 Mata Uang Eropa dengan Nilai Tukar Terkuat

Whats New
Tingkatkan Layanan, Shopee Luncurkan Program Garansi Tepat Waktu

Tingkatkan Layanan, Shopee Luncurkan Program Garansi Tepat Waktu

Whats New
Kurs Mata Uang Vietnam ke Rupiah Sekarang

Kurs Mata Uang Vietnam ke Rupiah Sekarang

Whats New
[POPULER MONEY] Kata DHL soal Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta | Tesla Bakal PHK 2.688 Karyawan

[POPULER MONEY] Kata DHL soal Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta | Tesla Bakal PHK 2.688 Karyawan

Whats New
Cara Transfer BNI ke ShopeePay lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke ShopeePay lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Cara Beli Tiket PLN Mobile Proliga 2024 lewat HP

Cara Beli Tiket PLN Mobile Proliga 2024 lewat HP

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com