Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Danone Melihat Indonesia Sangat Prospektif

Kompas.com - 19/12/2011, 13:50 WIB
Pieter P Gero

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Perusahaan internasional yang bermarkas di Paris, Perancis, Danone, melihat Indonesia sebagai pasar terbaik bagi perusahaan dalam beberapa tahun mendatang. Indonesia kini penyumbang nomor lima bagi pendapatan terbesar Danone setelah Perancis, Rusia, AS, dan Meksiko. Indonesia lebih baik dibandingkan China.

Emmanuel Faber, Vice Chairman of The Board Danone, dalam santap siang di Jakarta, Senin (19/12/2011), menegaskan, posisi Indonesia begitu berarti bagi Danone, terutama dari sisi penjualan air Aqua, yang terus tumbuh signifikan.

"Penjualan Aqua meningkat pesat, dan kami yakin kinerja ini akan semakin baik seiring pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih di atas 6 persen, cukup kuat," ujar Emmanuel.

Menurut dia, dalam beberap tahun ke depan, Aqua kemungkinan akan terus mengembangkan bisnisnya dengan menyerap sekitar 6.000 tenaga kerja dengan 500 manajer.

Danone juga akan mengembangkan produk lainnya, seperti Milkuat yang cukup potensial diserap di Indonesia. Emmanuel dan Charlie Cappetti, Chief Operating Officer PT Tirta Investama, penghasil Aqua di Indonesia, sepakat dengan rencana pengembangan Aqua yang lebih meyakinkan ke depan.

"Kami sudah menandatangani MOU dengan Kementerian Perhubungan dan PT KAI untuk membawa produk Aqua dari Sukabumi, Jawa Barat, ke Tanjung Priok, Jakarta Utara. Langkah ini akan mengurangi 10 persen keberadaan kendaraan Aqua di jalan raya," ujar Charlie.

Menurut Charlie, langkah ini memang secara biaya sekarang ini masih mahal karena kami harus ikut mempersiapkan rel kereta api, tapi dalam jangka panjang kami yakin akan sangat membantu.

"Biaya transportasi di Indonesia memang mahal karena semakin banyak kendaraan dan juga infrastruktur jalan yg terbatas. Tapi, kami berupaya untuk mengatasinya agar produk kami semakin cepat dan aman sampai ke konsumen," ujar Charlie.

Biaya tranportasi di Indonesia jauh lebih mahal daripada negara- negara di ASEAN dan Asia. "Biaya angkut dari Surabaya ke Medan bisa lebih mahal dari biaya angkut Surabaya ke Singapura," tutur Charlie. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com