Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hatta: Moody's dan S&P Bakal Naikkan Peringkat Indonesia

Kompas.com - 20/12/2011, 10:49 WIB
Ester Meryana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa yakin bahwa lembaga pemeringkat Moody's dan StandardPoor's akan mengikuti jejak lembaga Fitch dalam meningkatkan peringkat utang Indonesia dalam waktu dekat.

"Ya, saya sangat meyakini Moody's dan SP itu akan juga melihat kondisi yang obyektif yang ada di Indonesia. Jadi, apa yang disampaikan Fitch itu adalah suatu rekaman dari kinerja perekonomian nsional kita, baik pada makronya maupun kinerja perekonomian di sektor rill dan sebagainya," ujar Hatta di Kantor Kementerian Perekonomian, Jakarta, Selasa (20/12/2011).

Menurut Hatta, kedua lembaga tersebut akan memberikan penilaian yang positif pada awal tahun depan. "Jadi saya yakin 2012 ini di awal tahun SP dan Moody's akan mengikuti. Itu keyakinan saya," ujar dia.

Meskipun demikian, Hatta mengingatkan hal yang paling penting dalam investment grade itu adalah bagaimana memanfaatkan itu. Jangan sampai Indonesia kehilangan peluang di tengah-tengah situasi Eropa dan Amerika Serikat yang juga belum begitu baik. Apalagi China dan India sudah menurun pertumbuhan ekonominya.

Indonesia, terang Hatta, termasuk siap menghadapi imbas krisis tersebut. "Tapi, yang paling penting adalah kalau capital inflow itu masuk, seperti apa persiapan kita," ujar dia.

Demi mempersiapkan itu, hal pertama yang harus dipastikan adalah bagaimana menjaga stabilisasi pada harga pangan pokok dan ketersediaan yang cukup.

Hatta menuturkan, pangan menjadi suatu yang sangat penting karena berkaitan langsung dengan kemiskinan dan hajat hidup orang banyak. "Kedua, bagaimana kita mengelola energi kita karena itu akan berkaitan dengan industri (dan) akan berkaitan dengan biaya-biaya transpor dan sebagainya," ucap dia.

Selain itu, perhatian juga harus difokuskan pada pembangunan infrastruktur, khususnya pada tahun 2012-2013 mendatang. "Satu lagi (yaitu) yakinkan bahwa semua yang menghambat (debottlenecking) berjalan. Kalau kemarin 21 (hambatan) sudah diselesaikan. Tahun ini ada 19 (hambatan) plus 33 harus kita selesaikan," ucap Hatta.

Seperti diwartakan, lembaga pemeringkat utang Fitch Rating yang berkedudukan di Hongkong menaikkan peringkat utang luar negeri jangka panjang Indonesia dan pinjaman berdenominasi rupiah dari BB+ (plus) menjadi BBB- (minus). Fitch pun menambahkan bahwa perkiraan perekonomian Indonesia pun stabil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Cara Isi Saldo GoPay lewat Aplikasi DANA

    Cara Isi Saldo GoPay lewat Aplikasi DANA

    Spend Smart
    Cara Cek Nomor Rekening BSI dengan Mudah

    Cara Cek Nomor Rekening BSI dengan Mudah

    Spend Smart
    Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

    Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

    Spend Smart
    Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan 'Tax Holiday'

    Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan "Tax Holiday"

    Whats New
    Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

    Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

    Whats New
    Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

    Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

    Whats New
    Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

    Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

    Whats New
    Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

    Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

    Whats New
    Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

    Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

    Spend Smart
    Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

    Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

    Whats New
    Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

    Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

    Whats New
    Perluasan Sektor Kredit, 'Jamu Manis' Terbaru dari BI untuk Perbankan

    Perluasan Sektor Kredit, "Jamu Manis" Terbaru dari BI untuk Perbankan

    Whats New
    Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

    Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

    Whats New
    Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

    Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

    Whats New
    Soal Boks Mainan Megatron 'Influencer' Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

    Soal Boks Mainan Megatron "Influencer" Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com