JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Karen Agustiawan mengatakan, tidak terjadi pembengkakan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi selama masa Natal 2011 dan Tahun Baru 2012. Tambahan volume BBM bersubsidi sebesar 1,5 juta kiloliter masih terjaga.
"Yang kemarin Tahun Baru itu sesuai dengan antisipasi kita. Jadi memang ada pada saat tanggal 31 Desember 2011 memang naik, terus turun pada tanggal 1 Januari 2012. Sekarang sudah normal lagi ya," ujar Karen, di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin (2/1/2012).
Akan tetapi, Karen menyebutkan, Pertamina akan tetap memantau konsumsi BBM bersubsidi hingga tanggal 7 Januari mendatang.
"Enggak (ada pembengkakan), sesuai dengan yang kita rencanakan yang ada tambahan itu. Ya 1,5 juta kiloliter. Itu sudah kita antisipasi untuk Tahun Baru dan Natal," tegas Karen.
Untuk diketahui saja, volume BBM bersubsidi sudah melampaui kuota yang tercantum pada APBN Perubahan tahun 2011 yakni 40,49 juta kiloliter. Pemerintah menyebutkan realita harga rata-rata minyak mentah Indonesia (ICP) yang melebihi asumsi, selisih kurs, dan volume sebagai penyebabnya. Pada APBN-P 2011, ICP diasumsikan pada harga 95 dollar AS per barrel, sedangkan realitanya mencapai 111 dollar AS per barrel. Alhasil, pemerintah harus menambah volume BBM bersubsidi sebesar 1,5 juta kiloliter.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.