Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
INVESTASI

Garam Dianggap Tidak Menguntungkan

Kompas.com - 05/01/2012, 16:19 WIB
Brigita Maria Lukita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com Investasi produksi garam hingga kini masih sulit dilirik perbankan. Hal itu karena produksi garam dianggap tidak mendatangkan keuntungan.

Demikian dikemukakan Manajer Umum Divisi Usaha Kecil Bank Negara Indonesia Ayu Sari Wulandari dalam roundtable Diskusi Kelautan dan Perikanan di Jakarta, Kamis (5/1/2012).

Menurut Ani, pemerintah menginginkan swasembada garam. Akan tetapi, biaya produksi tidak tertutup dengan hasil penjualan. Kondisi itu diperkirakan semakin buruk jika petambak garam terbebani angsuran.

"Produsen garam yang tidak pinjam ke bank saja tidak untung, apalagi kalau kredit ke bank," ujarnya.

Ia menambahkan, mata rantai pemasaran selama ini dikuasai perantara yang membuat harga di tingkat petani kerap anjlok. Selain itu, cuaca tidak menentu kerap mengganggu produksi, di antaranya, di sentra produksi garam di Sumbawa dan Nusa Tenggara Timur.

Menanggapi hal itu, Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan Winarno Tohir mempertanyakan hitung-hitungan perbankan sehingga produksi garam dinilai tidak mendatangkan keuntungan.

Ia mengemukakan, investasi garam mampu mendatangkan titik impas (BEP) permodalan dalam kurun 2,5 tahun. Jangka waktu titik impas itu jauh lebih pendek jika dibandingkan sektor pertanian, yakni 10 tahun. Ia menambahkan, harga patokan pemerintah untuk garam kualitas I saat ini Rp 750 per kg, tetapi harga garam kualitas I di lapangan hanya berkisar Rp 500 per kg.

"Dengan harga itu saja, produksi garam sudah untung," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Whats New
Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Whats New
5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

Work Smart
Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Whats New
Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Whats New
Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Whats New
Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Whats New
Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Whats New
Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Whats New
Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Whats New
Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Whats New
Emiten Penyedia Infrastruktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Emiten Penyedia Infrastruktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Whats New
InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

Whats New
KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

Whats New
BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com