Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Selamatkan Rp 3,14 Miliar dari Penipuan Via SMS

Kompas.com - 06/01/2012, 16:51 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Langkah perbankan untuk melindungi nasabah dari penipuan berkedok pesan singkat (SMS) di telepon seluler membuahkan hasil. Catatan Bank Indonesia, sepanjang Oktober hingga Desember 2011 jumlah dana nasabah yang dapat diselamatkan mencapai Rp 3,14 miliar.

Rinciannya, pada Oktober 2011 jumlah dana nasabah yang dapat diselamatkan sebanyak Rp 1,56 miliar, November 2011 sebanyak Rp 749,9 juta, dan Desember 2011 sebanyak Rp 828,5 juta.

Ketua Tim Mediasi Perbankan BI Sondang Martha Samosir memaparkan, sejak Oktober-Desember 2011 tercatat 1.437 laporan penipuan nasabah melalui SMS yang diterima bank. Sementara itu, jumlah rekening yang dilaporkan mencapai 1.084 rekening. Dari jumlah tersebut, jumlah rekening yang diblokir mencapai 1.075 rekening.

Data tersebut terkumpul dari 12 bank anggota working group mediasi perbankan yang berkomitmen bekerja sama melakukan penanggulangan preventif untuk melindungi nasabah bank dari SMS penipuan. Ke-12 bank tersebut adalah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), Bank BNI (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT CIMB Niaga Tbk (BNGA), PT Bank Mega Tbk (MEGA), PT Bank Permata Tbk (BNLI), PT Bank OCBC NISP Tbk (NIPS), PT Bank Danamon Tbk (BDMN), PT Bank International Indonesia Tbk (BNII), Bank Syariah Mandiri, dan Bank Muamalat.

Beberapa modus penipuan

Terkait modus penipuan, Sondang menuturkan, selain SMS meminta dikirimkan uang ke nomor rekening tertentu, BI juga menerima laporan adanya modus layanan pemesanan tiket pesawat via SMS. "Awalnya sindikat tersebut menyebarkan info melalui SMS ke nomor HP masyarakat yang isinya penawaran layanan pemesanan tiket pesawat dengan harga murah," ungkap Sondang, Jumat (6/1/2012).

Ia melanjutkan, bila ada masyarakat yang merespons dengan menghubungi nomor HP tersebut, maka pelaku akan menanyakan tujuan dan tanggal keberangkatan. Kemudian, pelaku meminta masyarakat memberikan informasi nama yang akan tertera di tiket dan menginformasikan kepada calon korban kode booking pesawat.

Jika masyarakat melakukan recheck kode booking tersebut ke maskapai penerbangan yang menerbitkannya, memang benar kode tersebut tercatat sesuai dengan nama mereka. Atas dasar kode tersebut, pelaku lalu meminta masyarakat melakukan pembayaran via transfer ke rekening bank yang ditunjuk. "Setelah uang ditransfer, sepertinya pelaku akan membatalkan pesanan tiket. Hasilnya, sampai waktu keberangkatan, masyarakat tidak akan pernah dapat tiket yang mereka pesan," ungkap Sondang.

Namun, ketika masyarakat melakukan konfirmasi ke nomor pelaku, nomor tersebut sulit dihubungi. Sondang menambahkan, sindikat penipu tersebut juga memiliki website dan diduga masih berupaya mencari korban baru. "Oleh karena itu, masyarakat perlu berhati-hati dan tidak tergiur dengan tawaran-tawaran yang tidak realistis," pesan Sondang. (Astri Karina Bangun/Kontan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3, S1, dan S2

PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3, S1, dan S2

Work Smart
Tur Wisata Lebaran Makin Ramai, Ini Strategi Dwidaya Tour Tetap Dorong Transaksi Tahun Ini

Tur Wisata Lebaran Makin Ramai, Ini Strategi Dwidaya Tour Tetap Dorong Transaksi Tahun Ini

Whats New
Rupiah Tertekan, 'Ruang' Kenaikan Suku Bunga Acuan BI Jadi Terbuka

Rupiah Tertekan, "Ruang" Kenaikan Suku Bunga Acuan BI Jadi Terbuka

Whats New
Hana Bank Catat Laba Bersih Rp 453 Miliar, Total Aset Naik

Hana Bank Catat Laba Bersih Rp 453 Miliar, Total Aset Naik

Whats New
Tingkatkan Produksi Beras di Jateng, Kementan Beri Bantuan 10.000 Unit Pompa Air

Tingkatkan Produksi Beras di Jateng, Kementan Beri Bantuan 10.000 Unit Pompa Air

Whats New
Genjot Energi Bersih, Bukit Asam Target Jadi Perusahaan Kelas Dunia yang Peduli Lingkungan

Genjot Energi Bersih, Bukit Asam Target Jadi Perusahaan Kelas Dunia yang Peduli Lingkungan

Whats New
HM Sampoerna Bakal Tebar Dividen Rp 8 Triliun

HM Sampoerna Bakal Tebar Dividen Rp 8 Triliun

Whats New
PLN Nusantara Power Sebut 13 Pembangkit Listrik Masuk Perdagangan Karbon Tahun Ini

PLN Nusantara Power Sebut 13 Pembangkit Listrik Masuk Perdagangan Karbon Tahun Ini

Whats New
Anak Muda Dominasi Angka Pengangguran di India

Anak Muda Dominasi Angka Pengangguran di India

Whats New
Daftar 6 Kementerian yang Telah Umumkan Lowongan PPPK 2024

Daftar 6 Kementerian yang Telah Umumkan Lowongan PPPK 2024

Whats New
Pembiayaan Kendaraan Listrik BSI Melejit di Awal 2024

Pembiayaan Kendaraan Listrik BSI Melejit di Awal 2024

Whats New
Peringati Hari Bumi, Karyawan Blibli Tiket Donasi Limbah Fesyen

Peringati Hari Bumi, Karyawan Blibli Tiket Donasi Limbah Fesyen

Whats New
Great Eastern Hadirkan Asuransi Kendaraan Listrik, Tanggung Kerusakan sampai Kecelakaan Diri

Great Eastern Hadirkan Asuransi Kendaraan Listrik, Tanggung Kerusakan sampai Kecelakaan Diri

Earn Smart
Setelah Akuisisi, Mandala Finance Masih Fokus ke Bisnis Kendaraan Roda Dua

Setelah Akuisisi, Mandala Finance Masih Fokus ke Bisnis Kendaraan Roda Dua

Whats New
KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com