Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemaludin, Dokter "Endog" dari Tasikmalaya

Kompas.com - 17/01/2012, 09:24 WIB

Oleh Cornelius Helmy

KOMPAS.com - Usianya baru 25 tahun. Pendidikan terakhirnya pun hanya madrasah aliyah. Namun, panggilan dokter ”endog” alias dokter telur telah melekat kepada Kemaludin, warga Kampung Sukahurip, Desa Sinagar, Kecamatan Sukaratu, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Pasiennya adalah ratusan penetas telur bebek, peternak bebek, dan petugas dinas peternakan di Tasikmalaya. 

Sejak tahun 2009, Kemaludin bak pelita bagi siapa pun yang ingin menetaskan telur bebek. Beragam pertanyaan tentang penetasan telur bebek dijawabnya dengan senang hati, tanpa bayaran. Warung makan, pos ronda, rumah warga, dan tempat tinggalnya sendiri kerap menjadi ruang kelas. Biasanya, ia membawa alat pemeriksaan telur yang dibuat sendiri. Alat itu terbuat dari lampu neon 10 watt yang dibalut kertas tebal.

Kemaludin mengatakan, ada beberapa hal penting yang selalu ia tekankan untuk memeriksa telur. Hal itu di antaranya menjaga suhu ideal 36-37 derajat celsius, disiplin waktu pemeriksaan telur, serta cara melatih sensor hidung dan tangan untuk memeriksa apakah ada telur busuk atau tidak.

Pendampingan itu tidak sia-sia. Sendirian menetaskan telur tiga tahun lalu, kini sekitar 200 warga Sukaratu menekuni bidang ini. Ibu rumah tangga, pemuda pengangguran, dan buruh berpenghasilan minim sudah menikmati keuntungan dari usaha penetasan telur.

”Satu orang minimal menetaskan 300 telur per bulan dengan modal sekitar Rp 1,5 juta. Setelah dijual, biasanya penetas telur bisa mendapatkan keuntungan Rp 500.000- Rp 600.000 per bulan,” ujar Kemaludin.

Minim modal

Persinggungan Kemaludin dengan penetasan telur dipengaruhi ketiadaan biaya melanjutkan sekolah. Setelah memutuskan bekerja selama tiga tahun di Samarinda, Depok, dan Jakarta, Kemaludin melihat peternak bebek Sukaratu kerap kesulitan mendapatkan anakan. Peternak harus membeli anak bebek ke kecamatan lain di Kabupaten Tasikmalaya, bahkan hingga ke Kota Tasikmalaya.

”Dari situ saya pikir, peluang itu bisa saya manfaatkan. Modal nekat karena sebenarnya terbentur biaya dan pengetahuan penetasan telur bebek,” katanya.

Akhir tahun 2008, Kemaludin pun mulai mempersiapkan amunisinya. Berbekal uang tabungan Rp 500.000, ia membeli buku mengenai penetasan telur, bertanya kepada peternak bebek setempat, dan survei harga ke pedagang telur dan anakan bebek. Saat itu, kendala terbesarnya adalah kebutuhan akan media penetasan. Bila membeli peralatan penetasan buatan pabrik, dibutuhkan modal Rp 1,5 juta-Rp 2 juta per unit. Jumlah tersebut tidaklah mungkin ia dapatkan saat itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Whats New
Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Whats New
HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

Whats New
BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com