Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Starbucks Gandeng Tata, Buka Puluhan Gerai di India

Kompas.com - 31/01/2012, 07:29 WIB
R. Adhi Kusumaputra

Penulis

MUMBAI, KOMPAS.com - Starbucks berencana membuka gerai di India untuk kali pertama, menyusul kesepakatan dengan Tata Global Beverages, perusahaan teh terbesar kedua di dunia.

Tata Global Beverages, anak usaha perusahaan raksasa Tata Group, dan Starbucks yang bermarkas di Seattle, Amerika Serikat, menyatakan mereka telah menandatangani joint venture 50:50. Starbucks akan beroperasi di kota-kota di India mulai tahun 2012 ini.

"India merupakan pasar yang unik, yang memberi kami peluang besar," kata Presiden Starbucks wilayah Asia Pasifik dan China John Culver kepada wartawan, seperti dikutip Channel News Asia, Selasa (31/1/2012).

Gerai-gerai pertama akan dibuka di ibukota India, New Delhi dan kota dagang Mumbai pada bulan Agustus atau September dengan rencana sedikitnya 50 kafe hingga akhir 2012.

Gerai-gerai Starbucks direncanakan beroperasi di pusat-pusat perbelanjaan, bandara, stasiun kereta, dan lokasi publik lainnya.

Starbucks selama bertahun-tahun melirik pasar India, di mana sebagian besar raksasa makanan Amerika, antara lain McDonalds, Pizza Domino, dan Pizza Hut telah hadir lebih dulu.

Namun, Starbucks akan menghadapi persaingan yang kuat dari jaringan kopi lokal, seperti Costa Coffee dan Cafe Coffee Day.
.
India yang memiliki penduduk 1,2 miliar secara tradisional merupakan bangsa peminum teh, namun jaringan kopi bergaya barat tumbuh populer dalam beberapa tahun terakhir ini di kalangan kelas menengah yang kaya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com