Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Besaran Kenaikan Belum Ditetapkan

Kompas.com - 24/02/2012, 03:28 WIB

Jakarta, Kompas - Pemerintah sejauh ini masih mempertimbangkan besaran kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi dari harga BBM bersubsidi jenis premium saat ini sebesar Rp 4.500 per liter. Pemerintah juga masih akan bertemu dengan DPR, Selasa (28/2), untuk membahas kemungkinan kenaikan harga BBM bersubsidi.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Evita Legowo kepada Kompas, di Jakarta, Kamis, mengatakan, pemerintah sejauh ini masih mempertimbangkan besaran kenaikan harga BBM bersubsidi. ”Masih dipertimbangkan dari Rp 500 sampai Rp 1.500 per liter,” katanya.

Sementara itu, Wakil Menteri ESDM Widjajono Partowidagdo, di Bandung, menegaskan, kepastian kenaikan harga BBM bersubsidi ini setelah pemerintah menggelar rapat dengan DPR pada Selasa mendatang. ”Kita tunggu setelah ketemu dengan DPR, Selasa nanti,” kata Widjajono.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan, harga BBM bersubsidi harus naik agar Indonesia dapat bertahan dari dampak krisis. Harga minyak mentah yang kini terus naik semakin memberatkan beban subsidi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Subsidi untuk BBM, elpiji, dan bahan bakar nabati sudah mencapai Rp 165,2 triliun.

Menurut Widjajono, kepastian kenaikan harga BBM bersubsidi semakin kuat karena pemerintah beranggapan kenaikan tersebut salah satu cara mendongkrak daya saing bahan bakar gas dengan BBM. ”Maka, subsidi harga BBM harus dikurangi,” katanya.

Badan Perlindungan Konsumen Nasional mengusulkan kenaikan harga bensin Rp 1.000 per liter sehingga dampak inflasi tahunan hanya 0,4-0,6 persen. Negara bisa menghemat Rp 8 triliun-Rp 10 triliun. ”Kami sudah melakukan kajian bersama para ekonom dan itu usulan paling realistis yang tidak terlalu membebani konsumen,” kata Tini Hadad, Kepala BPKN.

Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution menegaskan, kenaikan harga BBM bersubsidi Rp 1.000 per liter akan membuat inflasi tahun 2012 melampaui target. ”Apalagi Rp 1.500 per liter, inflasi akan bergerak di atas target,” kata Darmin. BI menargetkan inflasi 4,5 persen plus minus 1 persen pada 2012.

Darmin menegaskan, kenaikan harga BBM bersubsidi ini merupakan respons terhadap transaksi berjalan minyak dan gas Indonesia yang defisit. Dengan naiknya harga BBM, impor minyak menjadi tidak terlalu banyak dan masyarakat lebih hemat menggunakan BBM bersubsidi. (ANS/ELD/OSA/EVY/ENY/ong)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com