Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kecil, Dampak Pembatasan BBM Bersubsidi terhadap Inflasi

Kompas.com - 17/04/2012, 16:54 WIB
Ester Meryana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Departemen Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menyatakan, dampak pembatasan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi berdasarkan kapasitas mesin yang rencananya berlaku mulai Juli 2012 kecil terhadap inflasi.

"Kalau pemerintah menempuh pembatasan konsumsi BBM bersubsidi untuk mobil pribadi di wilayah Jawa-Bali untuk kapasitas mesin cc tertentu ke atas memang kita perkirakan dampak inflasi tidak terlalu besar," sebut Perry dalam diskusi dengan wartawan, di Kantor Bank Indonesia, Jakarta, Selasa (17/4/2012).

Perry menerangkan, bila pemerintah memberlakukan pembatasan BBM bersubsidi untuk seluruh mobil pribadi maka akan ada tambahan sebesar 0,7 persen terhadap angka inflasi. Sementara itu, jika pemerintah hanya memberlakukan pembatasan untuk mobil pribadi dengan kapasitas mesin tertentu maka dampaknya terhadap inflasi jauh lebih rendah.

"Perkiraan kita dampaknya kepada tambahan inflasi 0,3 persen," tambah Perry.

Dengan pembatasan BBM bersubsidi, kata dia, inflasi bisa mencapai sekitar 4,7 persen hingga akhir tahun. "Kalau yang dilakukan hanya pembatasan untuk mobil pribadi maka pertumbuhan ekonomi 6,4 persen masih bisa dicapai dengan inflasi 4,4 persen tambah 0,3 persen," kata Perry terkait prediksi BI hingga akhir tahun 2012.

Seperti diberitakan, pemerintah akan melakukan pembatasan konsumsi BBM bersubsidi yang dijadwalkan dilakukan pada Juli 2012. Rencana ini akan dilakukan di wilayah Jabodetabek. Dirjen Migas Kementerian ESDM Evita Legowo di Jakarta, Senin (16/4/2012), mengatakan, pembatasan memang sudah dimulai pada Mei 2012. Namun itu khusus bagi kendaraan instansi pemerintah baik pusat dan daerah, BUMN dan BUMD di wilayah Jawa-Bali. "Setelah itu, ada waktu 60 hari sebelum diberlakukan untuk masyarakat di wilayah Jabodetabek dan selanjutnya secara bertahap di wilayah Jawa-Bali sesuai ketersediaan pertamax-nya," ujar Evita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com