Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dianggap Kejam karena Hanya Memberi ASI

Kompas.com - 24/04/2012, 07:53 WIB

TANYA :

Saya baru mempunyai bayi, usianya sekarang baru 4 bulan. Dari sejak masa kehamilan saya bertekad ingin memberikan ASI ekslusif (ASIX) dan Alhamdulillah setelah melahirkan ASI yang keluar pun banyak dan terlaksanalah untuk memberikan ASIX tanpa sufor atau pisang. Dan Alhamdulillah juga di dukung oleh suami, Ibu dan adik untuk memberinya ASI aja. Kebetulan teman-teman SMA pun sudah mempunyai anak yang usianya sekitar 6 bulan-1 tahun, sedangkah anak saya Sachi pada saat itu masih berusia 3 bulan. Teman-teman saya memberi ASIX hanya selama 3 bulan setelah itu hanya diberi sufor + makan.

Suatu hari kami kumpul dan bilang kalau saya ini kejam karena tidak memberi apa-apa ke bayi saya selain ASI. Kata mereka "Kan kasihan kalo hanya ASI aja. Kenapa enggak dikasih sufor atau makan aja?" Dengan cepat saya menjawab : "Enggak ah, saya mau jadiin Sachi S3 ASIX." Saya sangat ingin sekali lancar dalam memberikan ASIX baby Sachi sampai dia berusia 2 tahun. Paling tambahannya hanya MPASI. Saya pun ngobrol bareng suami dan Ibu juga adik untuk supportnya dalam hal pemberian ASIX, mereka mendukung 100%. Mohon bantuannya untuk menangani orang yang banyak bicara "JAHAT atau TEGA : anak enggak dikasih tambahan.. Pasti dia kan masih lapar. Terima kasih.

(Mamai, 29, Bekasi)

 

JAWAB :


Hai ibu Mamai, salam kenal.  

Salut buat semangat dan tekad kuat ibu untuk memberikan ASI buat adik Sachi.  Apalagi dengan dukungan dari keluarga ibu, insya Allah akan sangat memudahkan perjalanan dalam memberikan ASI.  Kalau semua teman-teman atau orang-orang di sekitar kita juga mempunya pendapat yang sama, pasti kita merasa lebih semangat lagi ya.

Sayangnya memang tidak semua orang punya pandangan yang sama dalam hal ini.  Pendapat dan sikap mereka pasti punya alasan, motivasi dan latar belakang yang berbeda juga dengan sikap kita.  Pengetahuan, pengalaman pribadi, pengalaman keluarga, mitos-mitos dan dukungan yang berbeda bisa membentuk sikap dan pendapat yang berbeda.

Dari sini kita bisa merasa lebih bersyukur karena dimudahkan dengan informasi yang lebih seimbang dan dukungan dari seluruh anggota keluarga. Memang kurang nyaman rasanya saat kita sedang berkumpul dengan teman-teman kita, ada yang berkomentar seperti itu.  Mereka melakukan itu karena mereka peduli dengan kita, hanya saja mungkin mereka kurang mendapatkan informasi sebagaimana yang telah kita peroleh. 

Mengkritik langsung pendapat mereka juga mungkin bisa menyinggung perasaan mereka dan semakin menjauhkan kita dari mereka. Menerima pendapat mereka, bukan menyetujui, mungkin bisa memberikan suasana yang lebih netral.  Sharing artikel-artikel tentang ASI juga bisa dicoba untuk membuka wawasan mereka. Dengan berjalannya waktu, saat anak kita terbukti sehat, teman-teman kita akhirnya akan mengakui bahwa pilihan kita tepat.  Semoga membantu

Salam ASI

Rachmadhani,  Konselor Laktasi &  Ketua AIMI Jawa Tengah

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com