Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Australia, Tingkat Inflasi Turun Karena Harga Pisang

Kompas.com - 25/04/2012, 07:08 WIB
L Sastra Wijaya

Penulis

ADELAIDE, KOMPAS.com - Turunnya harga pisang dalam beberapa bulan terakhir membuat laju inflasi di Australia menurun tajam sehingga membuka kemungkinan adanya penurunan suku bunga minggu depan.

Harga satu kilogram pisang saat ini di Australia sekitar 3 dollar (hampir Rp 30.000), namun tahun lalu, harganya pernah mencapai Rp 150.000 per kilogram. Tahun lalu badai tropis Yasi memporakporandakan ladang pisang di negara bagian Queensland.

Tidak seperti di negara lain, Australia sangat ketat membatasi eskpor  buah-buahan dari luar negeri, karena kekhawatiran akan masuknya hama. Karena turunnya harga pisang dalam 3 bulan terakhir, laju inflasi selama empat bulan  terakhir hanya naik 0,1 persen, sehingga secara keseluruhan, inflasi baru mencapai angka 1,6 persen.Padahal dalam masa dari April sampai Desember tahun lalu, laju inflasi adalah 3,1 persen.

Oleh karenanya, Perdana Menteri Australia Julia Gillard dan berbagai menteri senior pemerintah sudah mengeluarkan harapan bahwa Bank Sentral Australia (RBA) akan menurunkan suku bunga ketika bertemu minggu depan.

Menurut laporan koresponden Kompas di Australia, L. Sastra Wijaya, suku bunga sekarang adalah 4,25 persen. Sama seperti di banyak negara lain, Bank Sentral Australia memiliki kuasa independen guna menentukan suku bunga tanpa adanya campur tangan dari pemerintah.

Selain menurunnya harga pisang, harga barang-barang elektronik, biaya perjalanan ke luar negeri juga menurun namun tarif listrik, air dan gas meningkat pesat.  Masalahnya sekarang adalah bila pun tingkat suku bunga diturunkan oleh Bank Sentral, belum tentu bank-bank besar di negeri ini akan ikut juga menurunkan suku bunga mereka.

Empat bank besar Commonwealth Bank, ANZ, NAB dan Westpac dalam beberapa bulan belakangan mengatakan mereka akan menentukan tingkat suku bunga sendiri, tidak serta merta mengikuti apa yang diputuskan oleh bank sentral.

Pemerintah Australia sudah menyatakan kekesalannya atas tindakan para bank tersebut, dan mendesak konsumen untuk pindah bank, untuk mencari suku bunga yang lebih kompetitif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

Whats New
PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

Whats New
Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Whats New
LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

Whats New
Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Spend Smart
Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com