Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dana Rp 5 Miliar untuk Tambak Eks Dipasena

Kompas.com - 15/05/2012, 18:25 WIB
Brigita Maria Lukita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan berencana menyalurkan anggaran Rp 5 miliar, untuk petambak udang plasma PT Aruna Wijaya Sakti, di Kecamatan Rawajitu Timur, Kabupaten Tulang Bawang, Lampung.

Demikian dikemukakan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan, Slamet Subiakto, di Jakarta, Selasa (15/5/2012).

Tahun 2012, pemerintah akan menggulirkan dana pemberdayaan usaha mina pedesaan (PUMP) kepada petambak udang eks Dipasena itu, senilai Rp 5 miliar. Dana itu untuk keperluan benih dan pakan bagi 71 kelompok. Selain itu ada pemberian satu unit ekskalator untuk perbaikan sarana tambak.

Meurut Slamet, peningkatan produksi udang, menjadi titik berat program industrialisasi perikanan budidaya yang dicanangkan pemerintah tahun 2012-2014. Selain udang, tiga komoditas unggulan yang didorong untuk industrialisasi, yakni bandeng, rumput laut, dan ikan patin.

Slamet mengharapkan, masalah kemitraan petambak plasma dengan perusahaan inti, PT AWS, segera diselesaikan. Kasus kemitraan petambak plasma dan perusahaan inti, berujung pada penghentian operasional oleh perusahaan bulan Mei 2011.

Pelaksana Tugas (Plt) Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara), Abdul Halim, menyayangkan sikap pemerintah yang menghindar dari tanggung jawab dan sekadar cuci tangan, melalui pemberian benur dan rencana penyaluran PUMP ke petambak Bumi Dipasena, tanpa solusi yang mengikat menyangkut hak-kewajiban inti dan plasma.

Hingga saat ini, perusahaan inti belum membayar sisa hasil usaha petambak senilai Rp 38 miliar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com