Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Serukan Ekonomi Hijau

Kompas.com - 22/06/2012, 02:35 WIB

Rio de Janeiro, Kompas - Di hadapan lebih dari 100 orang, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyerukan perubahan arah ekonomi yang serakah menjadi ekonomi hijau. Seruan itu disampaikan pada hari pertama Konferensi Pembangunan Berkelanjutan PBB Rio+20 di Brasil.

Secara khusus, pada pidato di acara tambahan itu, Presiden juga menyampaikan program Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi Lahan (REDD+) serta program lainnya di Indonesia.

Namun, lanjut Presiden, upaya pemerintah tak akan sukses jika individu, keluarga, atau komunitas enggan mengubah gaya hidupnya. Untuk itu, dunia perlu mendefinisikan kembali modernitas, pembangunan, dan kesejahteraan serta menjauhi sikap hidup mengonsumsi secara berlebihan dan konsumerisme. ”Kita harus berubah dari ekonomi yang serakah ke ekonomi hijau,” kata Presiden, Rabu waktu setempat, seperti dilaporkan wartawan Kompas, Brigitta Isworo Laksmi dan J Osdar. Orasi Presiden itu berjudul ”Bergerak Menuju Keberlanjutan”.

Presiden Yudhoyono juga menegaskan, Indonesia sukarela mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) 26 persen untuk mengurangi laju peningkatan perubahan iklim. Padahal, ada prinsip ”tanggung jawab sama tetapi berbeda” (common but differentiated responsibilities). Indonesia juga merangkul sejumlah kelompok masyarakat, bersama Norwegia berupaya menurunkan GRK lewat program REDD+ serta moratorium yang menurutnya ”ambisius”.

”Kami membutuhkan dukungan dunia, bukan sekadar retorika dan menuding,” kata Presiden. Hadir sebagai penanggap pada pidato itu, James Leape dari World Wide Fund for Nature (WWF), Perdana Menteri Norwegia Jens Stoltenberg, dan Achim Steiner dari Program Lingkungan PBB (UNEP). Acara tambahan ini berlangsung pada pusat kegiatan konferensi, Riocentro Convention Center.

Menanggapi orasi Presiden Yudhoyono, Steiner, Leape, dan Stoltenberg memuji kebijakan dan langkah pembangunan di Indonesia. Steiner mengatakan, Norwegia amat beruntung karena ada Indonesia yang berani hingga ke aplikasi. ”Saat ini dunia sedang bergulat mengartikulasikan aspirasi dan ambisinya sampai ke tingkat penerapan. Indonesia memimpin dengan menetapkan Heart of Borneo (meliputi tiga negara: Indonesia, Malaysia, dan Brunei),” katanya.

Leape juga melihat kepemimpinan Yudhoyono melalui ”Inisiatif Segitiga Terumbu Karang” karena membuat inisiatif itu terlaksana. ”Itu penting untuk memotong (laju) perubahan iklim,” ujarnya.

Pembukaan konferensi

Pada hari pertama konferensi kemarin, Presiden Brasil Dilma Rousseff terpilih sebagai presiden Konferensi Pembangunan Berkelanjutan PBB Rio+20.

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon pada pidato pembukaannya mengingatkan agar semua pihak tidak menyia-nyiakan kesempatan. ”Kita sekarang di tengah perjanjian yang bersejarah,” ujar Ban. Ia menegaskan, 20 tahun pasca-KTT Bumi pertama di Rio, perubahan berlangsung amat lamban.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com