Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pahlawan Jamu Gendong

Kompas.com - 05/07/2012, 05:22 WIB

Hartanti (28) berlenggaklenggok di atas panggung di Terminal Merdeka, Kota Bogor, Rabu (4/7) pagi. Ia mengenakan caping bambu dan menggendong bakul berisi botol-botol jamu. Dengan luwes, ia mulai berpromosi menawarkan aneka jamu sambil tak lupa menebar senyuman.

Lebih kurang 5 menit, Hartanti beraksi di atas panggung untuk dinilai tiga juri dalam ajang seleksi Ratu Jamu Gendong dan Jamu Gendong Teladan yang digelar produsen jamu, PT Jamu Jago, untuk regional Bogor. Sebanyak 15 perempuan penjual jamu gendong yang lolos ke babak final dari peserta awal sekitar 90 orang.

”Hadiah dari lomba ini lumayan untuk bantu-bantu keluarga di desa,” tutur Hartanti, asal Jatisrono, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.

Sebelum lolos ke babak final, ia terlebih dahulu harus menjalani tes pengetahuan seputar jamu. Oleh tim juri, ia sempat ditanya manfaat beberapa jenis bahan jamu. Selain itu, ia juga ditugasi meracik jamu yang lalu dicicipi juri.

Sudah delapan tahun Hartanti mencari nafkah sebagai penjual jamu gendong. Ia tinggal di Cipayung, kawasan Puncak, Kabupaten Bogor. Pagi-pagi sekali, pukul 02.00, ia biasanya mulai meracik jamu. Pukul 06.00, ia berjalan kaki berkeliling mendatangi rumah-rumah di sekitar kawasan wisata itu atau losmen dan penginapan.

Secangkir jamu biasanya dijual Rp 5.000-Rp 7.000. Penghasilan bersihnya sekitar Rp 50.000 per hari. Tiga bulan sekali ia pulang kampung ke Wonogiri sambil membawa bahan baku jamu.

Suparsih (43), peserta Jamu Gendong Teladan yang juga satu kampung dengan Hartanti, mengaku, selain lelah harus memanggul jamu cair, ia juga harus mengelus dada jika ada pembeli jamu yang ”iseng” dan menggoda mereka. ”Itu tergantung pada diri masing-masing,” tutur Suparsih.

Ia sudah 22 tahun menjadi penjual jamu gendong di kawasan Cipayung. Dari hasil menjual jamu, ia bisa membiayai kebutuhan sekolah anak-anaknya di kampung dan membangun rumah ”sederhana”.

Manajer Event dan Promosi PT Jamu Jago Aries Rahardjo menuturkan, kegiatan itu bertujuan memberi apresiasi kepada penjual jamu gendong yang menjadi ”pahlawan” bagi industri jamu. Penjual jamu gendong juga ”pahlawan” bagi keluarga di kampung halaman maupun bagi para konsumen yang mendapat manfaat dari racikan jamu mereka.

”Komunitas penjual jamu gendong itu sangat besar. Di Jabodetabek saja ada lebih dari 5.000 orang. Kami berharap ini juga mengubah citra masyarakat yang menganggap penjual jamu gendong sebelah mata,” tuturnya. (Antony Lee)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com