Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Naik, Harga Listrik Tenaga Sampah

Kompas.com - 11/07/2012, 03:05 WIB

Medan, Kompas - Potensi sampah perkotaan sebagai bahan bakar untuk pembangkit listrik kurang tergarap. Untuk itu, pemerintah berencana menaikkan harga listrik dari pembangkit berbasis sampah perkotaan.

Menurut Direktur Jenderal Kelistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jarman, Selasa (10/7) saat dihubungi di Medan, Sumatera Utara, pemerintah berharap pembangkit listrik biomassa, termasuk dari sampah, dibangun sebanyak mungkin.

”Hal ini karena pembangkit itu ramah lingkungan dan dapat menggantikan pembangkit-pembangkit listrik berbahan bakar minyak,” kata Jarman.

Namun, sejauh ini potensi sampah untuk bahan bakar pembangkit masih belum tergarap. Saat ini pemanfaatan sampah untuk menghasilkan listrik baru dilakukan di dua tempat pembuangan sampah akhir, yakni di Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat, dan di Bali.

Senin lalu, Menteri ESDM Jero Wacik meresmikan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) biomassa berkapasitas 2 x 15 megawatt di Kawasan Industri Medan 3, Medan. Dengan perbaikan harga listrik dari PLTU biomassa, harga cangkang sawit untuk pembangkit akan naik sehingga pengusaha kelapa sawit akan memilih menjual cangkang sawit di dalam negeri.

Terkait dengan hal itu, Jero menyatakan bahwa pihaknya sedang merancang keputusan menteri ESDM untuk pembangkit tenaga sampah di perkotaan. Aturan itu ditargetkan terbit bulan depan. ”Jadi, nanti dibuat harga listriknya lebih mahal. Saat ini sedang dihitung berapa harga listrik dari tenaga sampah yang paling tepat sebagai insentif,” kata Jero.

Hal itu diharapkan akan mendorong minat pelaku usaha membangun pembangkit listrik tenaga sampah. Langkah ini sekaligus mengatasi masalah sampah di perkotaan yang menimbun. Selain itu, pemerintah daerah juga diminta untuk mempermudah proses perizinan pembangunan pembangkit tenaga sampah.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Kardaya Warnika menjelaskan, saat ini pembahasan tentang rancangan keputusan menteri ESDM terkait harga listrik dari tenaga sampah hampir tuntas. ”Kemungkinan harganya akan naik sekitar Rp 200 per kWh dari harga saat ini,” kata Kardaya.

Jero mengakui, potensi energi baru terbarukan seperti sampah perkotaan kurang tergarap karena harga bahan bakar minyak terlalu murah. Di Kamboja dan Vietnam, misalnya, harga bahan bakar minyak sudah Rp 20.000 per liter, jauh lebih tinggi dari harga Premium yang hanya Rp 4.500 per liter. ”Sekarang subsidi listrik sekitar Rp 100 triliun dan subsidi bahan bakar minyak lebih dari Rp 200 triliun,” kata Jero.

(EVY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com