Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Riyadh, Jutawan Muda Berkat Bisnis Gorengan

Kompas.com - 19/07/2012, 13:34 WIB

KOMPAS.com - Kendati usianya masih muda, Riyadh Ramadhan sudah berani memulai usaha. Di usia 19 tahun, ia sudah memiliki bisnis gorengan di Surabaya dengan omzet ratusan juta per bulan. Bisnis ini dirintisnya tahun 2009, saat ia masih berusia 16 tahun.

Saat itu, ia baru duduk di kelas satu sekolah menengah atas (SMA). Lantaran usianya yang masih belia, ia pernah dinobatkan sebagai Entrepreneur Termuda 2010 versi Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah.

Riyadh memulai bisnis secara autodidak. Semua berawal dari kegemarannya memasak. Suatu ketika, naluri bisnisnya bangkit setelah melihat peluang usaha gorengan. "Saya melihat di Surabaya banyak penjual gorengan, lalu saya berpikir untuk membikin sendiri," kata Riyadh.

Keinginan untuk berbisnis itu kemudian diutarakannya kepada kedua orangtuanya. Walau masih muda, orangtua Riyadh menyambut baik keinginan anaknya itu untuk berbisnis. Kebetulan, orangtua Riyadh memang memiliki jiwa bisnis.

Mereka berprofesi sebagai wiraswasta. Namun, usaha yang mereka kelola bukan bergerak di bidang makanan. "Mereka mengelola lembaga pendidikan," ujar Riyadh.

Jualan di sekolah

Tekad Riyadh Ramadhan untuk memiliki bisnis di usia muda sangat kuat. Karena tekad yang kuat itu, ia pun tak risih meski harus harus memulai usaha dari menjajakan gorengan di sekolahnya.

Riyadh memang mengawali kesuksesan bisnisnya sebagai penjual gorengan. Pertama menjadi penjual gorengan, dia membidik teman-teman sekelasnya sebagai konsumen.

Setiap jam istirahat sekolah, Riyadh tidak sungkan mengeluarkan dagangan yang ia bawa setiap hari dari rumah. Sebagai remaja yang baru duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA), sebenarnya dia agak canggung dan malu berjualan di sekolahnya.

Apalagi, Riyadh juga sering menjadi bahan olok-olokan dari teman-teman sekolahnya. "Beberapa nada sumbang berupa ejekan sempat terdengar dari teman," kenangnya.

Bukannya berhenti, makin lama makin banyak teman yang mengejeknya sebagai penjual gorengan. Awalnya, ia sempat minder dan ingin mundur dari bisnisnya itu.

Namun, Riyadh tetap berpikir positif bahwa apa yang ia lakukan sudah tepat. Lagi pula, dia merasa tidak ada yang dirugikan dari bisnisnya itu.
Sementara bila mundur, keinginannya untuk memiliki usaha akan pupus. "Orangtua saya juga sering menguatkan mental saya untuk tidak mundur hanya karena mendapat ejekan dari teman," ujarnya.

Atas dorongan orang tuanya, Riyadh berusaha membuang jauh-jauh semua perasaan sakit hati yang ia alami di sekolah. Namun, seiring berjalannya waktu, justru banyak temannya yang mulai menyukai gorengannya. Bahkan,teman-teman yang tidak sekelas dengannya juga ikutan meminati gorengan buatan Riyadh.

Lantaran pesanan gorengannya makin banyak, ia selalu berusaha bangun tidur lebih awal untuk mempersiapakan dagangannya. Riyadh selalu bangun tidur jam tiga dinihari setiap hari. Di pagi buta itu, dia menyiapkan semua bahan yang diperlukan, termasuk meracik sendiri tepung gorengannya. "Saya menjalani semuanya dengan semangat," katanya.

Selama setahun menjajakan gorengan di sekolah, ia pun mulai terpikir untuk mengembangkan usahanya. Hingga suatu saat Riyadh menemukan ide untuk membuka kafe di mal.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

    LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

    Whats New
    ?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

    ?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

    Whats New
    Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

    Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

    Whats New
    Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

    Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

    Whats New
    Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

    Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

    Whats New
    Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

    Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

    Whats New
    Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

    Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

    Whats New
    Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

    Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

    Whats New
    Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

    Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

    Whats New
    Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

    Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

    Work Smart
    Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

    Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

    Whats New
    Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

    Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

    Whats New
    Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

    Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

    Whats New
    Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

    Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

    Whats New
    Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

    Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com