Banyak Warung Makan Gunakan Solusi Emas

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Perbankan Syariah Danamon, Herry Hykmanto mengatakan, layanan Solusi Emas Danamon Syariah banyak digunakan untuk modal kerja para usaha kecil dan menengah (UKM) dan memenuhi kebutuhan mendesak para nasabah. "Lebih banyak untuk kebutuhan mendesak dan modal kerja UKM," sebut Herry, dalam acara buka puasa dengan wartawan, di Jakarta, Senin (23/7/2012) malam.

Dijelaskan dia, pembiayaan yang diberikan oleh Danamon Syariah melalui Solusi Emas-nya benar-benar mengacu pada Peraturan Bank Indonesia. Dalam peraturan, plafon pembiayaan gadai emas untuk setiap nasabah yaitu Rp 250 juta.

Herry menyebutkan, rata-rata pembiayaan melalui Solusi Emas Rp 8 juta. Paling banyak nasabah dibiayai sampai Rp 10 juta. Pembiayaan pun didominasi untuk keperluan mendesak dan modal kerja UKM. Disebutkan dia, Solusi Emas banyak digunakan sebagai modal kerja oleh para pelaku usaha warung makan. Modal dibutuhkan ketika mereka membutuhkan dana besar untuk keperluan usaha yang sifatnya mendadak.

"Jadi banyak kita dipakai modal kerja itu warung-warung makan. Mereka itu kan ada kebutuhan kayak mau bikin acara, mereka itu katakan cuma punya modal Rp 1 juta tapi ada orderan untuk Rp 10 juta, caranya dia gadaikan emasnya," jelas dia.

Ketika ditanya oleh Herry kenapa para pengusaha warung makan tidak meminjam di bank, para pelaku usaha tersebut berdalih mereka tidak mempunyai laporan keuangan. Laporan itu menjadi salah satu syarat dalam memperoleh pinjaman. "Saya tanya kenapa nggak pinjam di bank, jawaban mereka, ya kan Pak kalau bank mana mau ketemu sama saya. Saya nggak punya laporan keuangan," kata Herry menirukan ucapan seorang pemilik warung makan..

Untuk diketahui saja, layanan perbankan Solusi Emas Danamon Syariah yang baru diluncurkan tahun lalu tumbuh 40 persen selama semester pertama tahun 2012. Tahun lalu, total pembiayaan melalui layanan ini mencapai Rp 65 miliar. Dan, pembiayaan sampai dengan Juni 2012 mencapai Rp 91 miliar. Sepanjang tahun ini, Danamon Syariah pun menargetkan pembiayaan mencapai Rp 200-300 miliar.