”Tahun lalu saat mulai panen dan garam baru sedikit, harganya mencapai Rp 500.000 per ton. Namun, saat produksi meningkat dan stok banyak, harga langsung merosot,” kata Masutra (47), petani garam asal Kalianget, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, saat ditemui hari Selasa (31/7) di Desa Segara Tambak, Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo.
Kondisi ini membuat petani garam mulai panik. Mereka khawatir harga garam semakin turun karena saat ini baru memasuki awal musim panen. ”Kerugian petani akan semakin besar jika harga garam tidak juga membaik,” ujarnya.
Masutra mengatakan, petani garam dari Kalianget sudah bertahun-tahun menjalani pekerjaan ini. Mereka menjadi petani garam saat musim kemarau dengan lokasi tambak di Desa Segara Tambak. ”Ketergantungan petani penggarap pada produksi garam dan harga yang bagus hanya saat musim kemarau. Begitu panen usai, kami kembali ke Madura,” ujarnya.
Petani bisa menikmati hasil menggarap tambak garam jika harga tidak kurang dari Rp 400.000 per ton. Jika harganya rendah, petani rugi besar.
”Kami umumnya hanya sebagai tenaga kerja dengan sistem bagi hasil. Pemilik tambak dapat dua bagian, petani penggarap dapat satu bagian,” kata Masutra.
Buani (34), istri Masutra, mengakui, pekerjaan sebagai petani garam cukup berat karena harus bertarung dengan cuaca panas dan sengatan matahari. Setiap hari harus mengontrol sirkulasi keluar-masuk air untuk penggaraman. ”Kerjanya sangat berat. Kalau harganya rendah, pasti rugi besar,” ujarnya.
Hasil panen tambak garam sangat bergantung pada pendek dan panjangnya musim kemarau. Jika kemarau panjang, hasil garam otomatis meningkat. Sebaliknya, kalau kemarau singkat, bahkan diselingi hujan secara sporadis, produksi garam pun anjlok.
Petani garam kasar untuk industri di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, telah memulai produksi sejak akhir Juni 2012. Pada akhir Juli ini, harga mulai anjlok.
Kandar (58), petani garam dari Desa Majawarno, Kecamatan Kaliori, Kabupaten Rembang, mengakui, harga garam yang semula Rp 600 kini menjadi Rp 400 per kilogram. ”Kini sudah Rp 300 per kilogram. Saya berharap harga garam tidak turun lagi,” katanya.