Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bikin Ponsel, Foxconn Bertemu Inti Pekan Depan

Kompas.com - 11/08/2012, 13:04 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Keinginan PT Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI) Persero untuk kembali membuat ponsel tampaknya kian mulus. Pekan depan, Inti akan bertemu tim teknis dari Foxconn International Holding.

Direktur Utama PT Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI) Tikno Sutisna menjelaskan, pihaknya akan dijadwalkan bertemu tim teknis Foxconn untuk membicarakan hal-hal teknis terkait investasi pemanufaktur produk Apple tersebut di Tanah Air.

"Bentuknya masih group discussion. Intinya, apa yang ingin dibangun Foxconn itu sama dengan visi dan misi PT Inti. Karena kesamaan itulah, kami akan diajak berdiskusi minggu depan karena tim dari Foxconn akan datang ke Indonesia," kata Tikno di Jakarta, Jumat (10/8/2012).  

Hingga saat ini, PT Inti Persero memang hanya diajak oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin) untuk bisa bekerja sama dengan Foxconn. Hal itu disebabkan pihak Foxconn sendiri ingin merangkul pihak lokal untuk merakit produk yang ingin dipasarkan di Indonesia atau pasar lain.

Menurut Tikno, visi dan misi Inti dan Foxconn mirip, yaitu ingin membangun ekosistem industri. Dalam konteks PT Inti, yaitu industri telekomunikasi dan elektronik yang relatif high-tech dan berbasis hardware.

"Kami memandang kalau kami ingin tumbuh, kami harus membangun (ekosistem industri itu), (sekarang) tiba-tiba ada orang luar mau datang, masa kami diam saja. Membangun ekosistem kan tidak bisa sendirian. Jadi, kami sangat tertarik," jelasnya.  

Sekadar catatan, Kemenperin memastikan Foxconn akan mulai berproduksi secara assembling (perakitan) pada Desember 2012. Dalam satu-dua bulan ini Foxconn berkonsentrasi dengan realisasi investasi pabrik assembling, yang akan beproduksi akhir tahun ini. Sementara pada Juli tahun depan, Foxconn meminta peresmian investasi tahap pertama.

"Minggu depan tim teknis Foxconn bakal datang ke Indonesia untuk menyelesaikan keperluan yang lebih detail terkait investasi ini," jelasnya.

Untuk mempercepat proses realisasi investasi tersebut, Hidayat menuturkan, pihaknya tengah bekerja sama melalui pembentukan tim bersama Badan Koordinasi dan Penanaman Modal (BKPM) dan Kementerian Perdagangan (Kemendag).

"Tim antardepartemen ini akan menggelar regular meeting dengan tim teknis. Kami berharap Foxconn segera merakit produk pada Desember dan Juli (2013) sudah bisa mengeluarkan produknya ke pasar," jelasnya.

Sekadar informasi, investasi tahap pertama pembangunan pabrik Foxconn membutuhkan area seluas 50 hektar. Pabrik Foxconn itu akan diletakkan di sekitar Jakarta dan Banten. Sedangkan sisanya untuk tahap kedua dan ketiga masing-masing membutuhkan area 200 hektar. Hidayat menambahkan, ketiga lokasi ini (tahap I-III) bisa berbeda provinsi, tetapi masih di berada di Pulau Jawa.

Proyek Foxconn asal Taiwan tersebut memiliki nilai investasi mencapai 10 miliar dollar AS dalam jangka waktu 5-10 tahun. Rencananya, proyek akan dilakukan dalam tiga tahap. Proyek ini akan menyerap 300.000 tenaga kerja dari semua level keahlian. Khusus untuk engineer, Foxconn membutuhkan 60.000 orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Angkutan Lebaran 2024

    Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Angkutan Lebaran 2024

    Whats New
    Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

    Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

    Whats New
    Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

    Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

    Whats New
    Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

    Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

    Whats New
    Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

    Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

    BrandzView
    Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

    Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

    Whats New
    Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

    Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

    Whats New
    Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

    Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

    Whats New
    Puasa Itu Berhemat atau Boros?

    Puasa Itu Berhemat atau Boros?

    Spend Smart
    Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

    Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

    Whats New
    Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

    Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

    Whats New
    Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

    Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

    Whats New
    Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

    Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

    Spend Smart
    Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

    Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

    Whats New
    Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

    Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com