Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trans-Sulawesi di Kebun Kopi Lumpuh

Kompas.com - 31/08/2012, 05:50 WIB

Palu, Kompas - Jalur trans-Sulawesi di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, belum pulih akibat terjangan banjir bandang. Kini, jalur trans- Sulawesi di Kebun Kopi lumpuh akibat longsor, Rabu (29/8) malam. Hingga Kamis malam, jalur ini sama sekali belum bisa dilalui.

Jalur Kebun Kopi berada di wilayah Palu-Donggala-Parigi Moutong dan selama ini menjadi akses yang menghubungkan Makassar-Gorontalo-Manado dan Palu-Gorontalo-Manado via pantai timur Sulawesi Tengah. Lazimnya kendaraan dari Makassar atau Palu akan masuk ke Kebun Kopi melalui Tawaeli, Palu, kemudian keluar di Toboli, Parigi Moutong. Selanjutnya melewati pesisir Teluk Tomini di pantai timur untuk menuju Gorontalo dan Manado.

Namun, dengan tertutupnya ruas jalan dari Palu, pengguna jalan harus melalui pantai barat di Donggala, memutar di wilayah Tambu, lalu keluar di Kecamatan Kasimbar, Parigi Moutong atau wilayah pantai timur. Jalur ini lebih panjang 200 km dengan penambahan waktu tempuh perjalanan 4-5 jam.

Longsor disebabkan hujan deras sejak Rabu sore. Pada malam hari tebing di sekitar Km 14 hingga arah Parigi Moutong longsor. Terdapat 20 titik longsor dan 10 titik di antaranya parah.

”Sampai sore (Kamis) ini masih ada sekitar delapan titik yang dibersihkan dan semuanya parah. Ada tiga alat yang diturunkan untuk membersihkan. Untuk sementara, jalur ini tertutup. Semua kendaraan harus memutar di pantai barat, Tambu, Kasimbar,” jelas Yanmar Nainggolan, Kepala Bidang Jasa Marga Dinas Pekerjaan Umum Sulteng.

Jalur Poso (Sangginora-Napu)-Palolo (Sigi) dan Palu yang jadi jalur alternatif kini juga kerap longsor. ”Tadi malam kami tertahan sampai subuh karena ada dump truck yang tertanam di jalan jalan rusak. Cukup lama kami menunggu, baru bisa lewat. Sekarang mau pulang ke Palu masih mencari informasi apakah kondisi jalan memungkinkan, atau tidak,” kata Moechtar Mahyuddin, warga Palu yang berada di Poso. (Ren)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com