Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Tarif Listrik, Pemerintah Bohongi Publik?

Kompas.com - 14/09/2012, 10:30 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat komunikasi dan politik Tjipta Lesmana menjelaskan bahwa pemerintah telah melakukan pembohongan publik soal rencana kenaikan tarif dasar listrik (TDL) di tahun depan. Alasannya, pemerintah tidak mau terus terang di balik rencana kenaikan itu.

"Kalau pemerintah ditanya, kenapa menaikkan TDL dan bahan bakar minyak (BBM), jawabannya selalu sama dari dulu, anggaran kita jebol. Soalnya subsidi kita membesar. Pemerintah tidak mau terus terang soal itu," kata Tjipta saat dialog publik "Tolak Kenaikan Tarif Tenaga Listrik (TTL) dan Bahan Bakar Minyak (BBM)" di Hotel Sari Pan Pacific Jakarta, Kamis (13/9/2012).

Menurut Tjipta, media juga tidak berani menanyakan, apakah benar alasan yang dikemukakan pemerintah tersebut. Di sisi lain, pemerintah sendiri juga bungkam tentang inti masalah mengapa TDL dan BBM harus dinaikkan.

Dengan demikian, Tjipta menganggap bahwa pemerintah melakukan pembohongan publik bahwa kebijakan menaikkan BBM dan TDL ini ada sebab lain yang ditutupi. Namun, hingga saat ini masyarakat juga tidak tahu sebabnya. "Sebenarnya itu hanya masalah salah pengelolaan sumber energi listrik," katanya.

Salah pengelolaan itu disebabkan karena pemerintah lebih suka mengekspor sumber energi dengan harga murah. Padahal, di domestik sendiri juga lebih membutuhkan.

Menurut pernyataan pengamat energi, Kurtubi, sumber energi batubara bisa menghasilkan energi listrik yang bisa dijual seharga Rp 500-600/kWh. Begitu juga dengan gas yang bisa dijual Rp 400-Rp 500 per kWh. Sementara harga jual listrik dari PLN ke masyarakat selama ini sekitar Rp 700 per kWh.

Sehingga dengan bahan baku tersebut seharusnya PLN sudah untung dan masyarakat tidak perlu subsidi. Pemerintah justru memilih menggunakan BBM sehingga harga jualnya menjadi Rp 3.500 per kWh. "Pemerintah telah melakukan kebohongan publik dari hal ini. Masyarakatlah yang dirugikan," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham-saham di Wall Street Melemah

The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham-saham di Wall Street Melemah

Whats New
IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
5 Cara Tarik Tunai DANA di Alfamart, IndoMaret, dan ATM

5 Cara Tarik Tunai DANA di Alfamart, IndoMaret, dan ATM

Spend Smart
Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

Whats New
Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Whats New
Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Whats New
Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com