Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Asuransi

Kompas.com - 16/10/2012, 09:06 WIB

KOMPAS.com Kelas menengah di Indonesia terus tumbuh dengan pesat. Seiring dengan itu, seharusnya tingkat melek finansial pun ikut terdongkrak, termasuk kesadaran terhadap pentingnya berasuransi.

Namun, ternyata partisipasi masyarakat Indonesia masih rendah dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Rasio premi terhadap produk domestik bruto nasional baru ada di kisaran 1-2 persen. Bandingkan dengan negara jiran seperti Malaysia dan Singapura yang sudah ada di kisaran 4-5 persen.

Sementara Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) menghitung, penetrasi asuransi jiwa pada semester I-2012 hanya 1,23 persen, lebih kecil dari akhir tahun lalu yang mencapai 1,24 persen.

Beberapa faktor yang menyebabkan masih rendahnya partisipasi masyarakat Indonesia dalam berasuransi, antara lain, ketidaktahuan dan ketidakmengertian.

Asuransi merupakan perlindungan terhadap diri, keluarga, serta harta benda kita bila terjadi suatu musibah ataupun bencana. Memang bencana bukan sesuatu yang kita inginkan, tetapi kemalangan ataupun musibah tidak bisa kita tolak.

Alangkah baiknya bila sebelum hal tersebut terjadi, kita menyediakan payung, sehingga setidaknya kerugian yang kita derita bisa dialihkan kepada perusahaan asuransi yang kita ikuti.

Saat ini asuransi pun bukan sekadar perlindungan semata. Perusahaan-perusahaan asuransi sudah memasarkan produk unit link, yang diklaim bisa menjadi instrumen investasi, selain sebagai perlindungan bagi nasabah.

Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), pemegang polis asuransi di Indonesia hingga saat ini mencapai 63 juta, yang terdiri dari 10 juta pemegang polis individu dan 53 juta pemilik polis gabungan. Sementara nilai premi asuransi jiwa pada triwulan kedua tahun 2012 mencapai Rp 49,65 triliun.  

Kelas menengah pun menjadi incaran industri asuransi. Ketua Bidang Kanal dan Distribusi AAJI William Kuan menyebutkan, tahun 2015 kelas menengah di Indonesia diperkirakan akan mencapai 140 juta orang. "Ini benar-benar peluang bagi industri asuransi jiwa untuk tetap tumbuh," kata dia.

Terkait dengan itu, Kompas.com mulai hari ini hingga dua minggu ke depan akan menyajikan liputan khusus mengenai asuransi yang dikemas sedemikian rupa. Selain itu, juga akan ada kuis-kuis berhadiah khusus bagi para pembaca Kompas.com. Selamat menyimak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

    Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

    Spend Smart
    Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

    Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

    Whats New
    Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

    Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

    Whats New
    Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

    Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

    Whats New
    Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

    Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

    Whats New
    Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

    Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

    Whats New
    Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

    Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

    Whats New
    Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

    Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

    Whats New
    Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

    Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

    Whats New
    Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

    Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

    Whats New
    Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

    Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

    Work Smart
    Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

    Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

    Whats New
    Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

    Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

    Whats New
    BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

    BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

    Whats New
    Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

    Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com