Harga Kopi Arabika Melemah Menuju Posisi Terendah

JAKARTA, KOMPAS.com- Harga kopi arabika pada perdagangan di ICE mengalami penurunan hingga menuju posisi terendah dalam 5 minggu. Penurunan harga Kopi dipengaruhi peningkatan pasokan Kopi. Kontrak kopi arabika di ICE turun 2,85 sen dollar AS atau 1,75 sen dollar AS menjadi 1,5995 dollar AS per pon.

Stok kopi arabika bersertifikat ICE mencapai 2.307.000 kantong per 16 Oktober, menyusul kenaikan berkepanjangan hampir lebih dari 1,5 juta kantong pada awal Mei. Produksi Kolombia tampaknya akan membaik. Selain curah hujan yang ideal, rebound dalam output sebagian besar didorong oleh penggantian pohon kopi lama dengan yang genetik baru yang lebih tahan cuaca yang hasil panen dan pengurangan wabah.

Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi, Kamis (18/10/2012) melaporkan berdasarkan data Indonesian Coffee Festival (ICF), Indonesia saat ini berada di peringkat ketiga produsen kopi terbesar di dunia. Sedangkan peringkat pertama masih diduduki Brazil, disusul Kolombia. Dari data yang didapatkan ICF, Indonesia menjadi penghasil kopi Robusta (85 persen) terbanyak, disusul oleh kopi Arabika (15 persen).

Dari kedua jenis kopi tersebut, Indonesia telah memproduksi 600.000 ton per tahun, dari 1,3 juta hektar kebun rakyat. ICF mencatat, ada sekitar sekitar 165,9 ton kopi yang diseduh setiap hari di seluruh dunia. Di Indonesia, jumlah kebutuhan kopi diperkirakan mencapai 121.107 ton per tahun.Menurut ICF, luas area perkebunan kopi di Indonesia mencapai 1,3 juta hektar, di antaranya tersebar di Aceh, Sumut, Lampung, Jabar, Jateng, Bali, NTT, Sulsel, hingga Papua.