Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonom Sarankan Harga BBM Naik Awal Tahun 2013

Kompas.com - 03/12/2012, 09:29 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Ekonom menilai beban pemerintah bisa lebih ringan jika mengambil keputusan untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada awal tahun. Sebab, pemerintah bisa leluasa mengalokasikan anggaran untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian kapan ekonomi global bakal pulih kembali.

Soal berapa kenaikan harga BBM yang wajar, ekonom sepakat angka kajian pemerintah yang sebesar Rp 500-Rp 1.500 per liter masih masuk akal. Akan tetapi, semakin besar kenaikan, beban anggaran negara makin ringan.

Ekonom Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia (LIPI), Latif Adam, menganggap kenaikan harga BBM pada awal tahun 2013 lebih tepat. Sebab, kalau harus menunggu pelaksanaan konversi BBM ke gas yang hingga kini belum terlihat kesiapannya, anggaran negara tahun depan bakal semakin jebol.

Namun, kebijakan ini akan menimbulkan risiko politik yang cukup besar, khususnya bagi partai penguasa, yakni Partai Demokrat dan pengikutnya. Sebab, kenaikan harga hanya selang satu tahun menjelang pelaksanaan pemilu tahun 2014. Akan tetapi, dengan lebih awal menaikkan harga, masih ada kesempatan bagi partai penguasa memoles citra menjelang pemilu.

Ekonom Bank Mandiri, Destry Damayanti, juga mendukung BBM bersubsidi segera dinaikkan. Alasannya, harga minyak Indonesia, yaitu Indonesian Crude Price (ICP), saat ini sudah mencapai  109 dollar AS per barel. "Lagi pula, pada APBN 2013, pemerintah telah diberi keleluasaan untuk menaikkan harga BBM apabila harga minyak mentah sudah berada di atas asumsi pemerintah di APBN," ujar Destry, Minggu (2/12/2012).

Artinya, pemerintah bisa secara independen menaikkan harga. Namun, pemerintah memang harus siap dengan sejumlah konsekuensi, termasuk konsekuensi politik. Ia juga menyarankan agar pemerintah sebaiknya telah siap untuk mengatur subsidi yang dialokasikan hanya bagi warga yang membutuhkan.

Masih ragu-ragu

Pengamat Ekonomi Unika Atmajaya, A. Prasetyantoko, menambahkan, angka subsidi tahun depan sebesar Rp 193,8 triliun masih terlalu besar. Kondisi ini mengakibatkan ekspansi anggaran pemerintah untuk membangun infrastruktur makin menciut.

Meski secara hitungan ekonomis dan politis kenaikan harga BBM pada awal tahun masih menguntungkan, tampaknya pemerintah masih belum punya keputusan. Pemerintah masih ragu meskipun sudah punya dasar hukum dan dukungan kuat dari DPR.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Armida Alisjahbana, misalnya, masih memberikan jawaban mengawang saat ditanya rencana kenaikan harga BBM tahun depan. "Pricing (ICP) memang akan menjadi signal dan kemudian berikutnya adalah alternatif atau opsi, kalau bukan BBM yang dinaikkan, opsi apa yang tersedia?" kata Armida pekan lalu.

Dari sisi makroekonomi, dampak kenaikan harga BBM masih terukur. Menurut hitungan Destry, setiap kenaikan harga BBM sebesar 10 persen, dampak terhadap inflasi sebesar 0,5 persen-0,7 persen. Jika pemerintah mengerek harga BBM sebesar 30 persen, tambahan inflasi sekitar 1,5 persen-2,1 persen. Artinya, jika asumsi inflasi di APBN 2013 sebesar 4,9 persen, perkiraan inflasi sepanjang 2013 bakal sekitar 7 persen. "Risiko naik langsung sekali terhadap inflasi jauh lebih rendah," katanya.

Ekonom Indef, Enny Sri Hartati, menyarankan agar kenaikan harga BBM dilakukan secara bertahap. Misalnya, tiap triwulan sebesar Rp 500 per liter.

Jika pertimbangan pemerintah benar agar inflasi tidak terlalu tinggi, bukan lantaran faktor politik, Latif dan Prasetyantoko menyarankan pemerintah memilih waktu-waktu yang secara historis mengalami angka inflasi yang rendah. Misalnya, pada bulan Maret dan April saat terjadi panen raya padi.

Akan tetapi, semua pertimbangan yang sudah di depan mata ini bergantung pada keberanian pemerintah untuk memutuskan. (Farrel Dewantara, Agus Triyono/Kontan)

Baca juga:
Hari Tanpa BBM Bersubsidi Batal
19 Desember, Jatah Premium di Jakarta Habis

2 Desember, SPBU Tak Jual BBM Bersubsidi
BBM Subsidi Akan Dibatasi Rp 100.000 Per Hari?

Ikuti artikel terkait di Topik SUBSIDI UNTUK ORANG KAYA?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

    Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

    Whats New
    LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

    LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

    Whats New
    ?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

    ?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

    Whats New
    Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

    Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

    Whats New
    Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

    Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

    Whats New
    Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

    Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

    Whats New
    Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

    Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

    Whats New
    Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

    Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

    Whats New
    Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

    Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

    Whats New
    Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

    Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

    Whats New
    Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

    Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

    Work Smart
    Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

    Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

    Whats New
    Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

    Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

    Whats New
    Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

    Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

    Whats New
    Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

    Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com